Jumat, 06 Oktober 2017

Doa dalam Kesulitan Agar Segera Diberi Kemudahan

Doa dalam Kesulitan
Doa dalam Kesulitan - Kehidupan sering diibaratkan sebagai sebuah roda, di mana kesenangan dan kesulitan adalah 2 hal menyelimutinya. Kadang kita berada di atas dimana kesenangan menghampiri diri kita, tapi jika sudah tiba waktunya, kita akan terpuruk berada di bawah, mengalami sedemikian rupa kesulitan yang beragam asal-usulnya.

Saat berada di atas, mengalami berbagai kemudahan dan kebahagiaan, kita tentu harus bersyukur, karena bersyukur dapat membuat nikmat kian bertambah dan memupuk tingkat keimanan kita. Sedangkan saat kita berada di bawah, terpuruk karena keadaan dan mengalami kesulitan, alangkah baiknya kita bersabar dan tetap terus berusaha mencari jalan keluar sembari senantiasa berdoa, memanjatkan harapan dan keinginan kepada-Nya.

Doa dalam Kesulitan

Masalah kesulitan dalam hidup bukan hanya dialami oleh segelintir orang. Kekasih Alloh, Nabi Muhammad SAW sekalipun sering mengalami kesulitan dalam hidup dan berdakwah. Adapun berdasarkan hadist riwayat Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, diketahui bahwa ketika menghadapi suatu kesulitan Rosululloh selalu mengucapkan doa dalam kesulitan berikut ini :

Doa dalam Kesulitan
Latinnya : “Laa Ilaha Illalloohul ‘Adzhimul Halim, Laa Ilaha Illalloohu Robbul ‘Arsyil ‘Azhim, Laa Ilaha Illallohu Robbus Samawati wa Robbul’ Ardhi wa Robbul ‘Arsyil Karim.”

Artinya : “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung lagi Lemah-Lembut, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan Pemilik Arsy yang agung, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Tuhan pemilik langit dan bumi, dan pemilik Arsy yang mulia.”

Ibnu Abbas RA. mengatakan jika doa dalam kesulitan yang dipanjatkan oleh Rosululloh ini adalah sebuah doa yang sangat agung. Mengucapkannya selama diterpa kesulitan akan membuat ketenangan hati dan kesabaran.

Doa ini juga dianggap sebagai doa pembuka yang dapat memakbulkan permintaan-permintaan kita. Jika sedang didera kesulitan, panjatkan doa di atas dan sambung dengan doa yang menjadi keinginan Anda (dalam hal ini : terlepas dari kesulitan), maka insya Alloh doa Anda akan diijabah oleh-Nya. Amin.

Nah, itu saja mungkin pemaparan mengenai doa dalam kesulitan yang dapat kami sampaikan. Semoga dengan membaca doa tersebut, senantiasa selalu berusaha dengan sebaik mungkin, kita semua dapat terlepas dari segala macam kesulitan.

Doa Nabi Sulaiman : Doa Penunduk Binatang dan Jin, Doa untuk Kekayaan, dan Doa Syukur


Doa - Nabi Sulaiman AS adalah salah satu nabi yang wajib dipercayai oleh umat Islam. Beliau adalah anak Raja Daud. Namanya disebut dalam Al-Quran sebanyak 27 kali. Sejak kecil, Nabi Sulaiman dikenal telah memiliki kecerdasan berpikir yang luar biasa. Setelah cukup umur, beliau kemudian diangkat menjadi Nabi dan Rasul oleh Alloh.

Doa Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah raja yang berkuasa atas manusia, binatang, dan jin. Kekayaannya yang luar biasa banyak dengan istananya yang sangat megah tak membuatnya silau dan melupakan bahwa semuanya itu adalah titipan. Kekuasaan dan kekayaan Nabi Sulaiman menjadi daya tarik tersendiri bagi umat muslim di masa kini. Banyak yang mencari apa sebetulnya doa yang dipanjatkan Nabi Sulaiman untuk meraih semua yang dimilikinya itu, baik dalam hal menundukan hewan atau jin maupun dalam memperoleh kekayaan yang berlimpah. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami sengaja merangkum kumpulan doa Nabi Sulaiman dan artinya lengkap untuk Anda. Silakan disimak!

1. Doa Nabi Sulaiman Doa Penunduk Binatang Jin

Doa Nabi Sulaiman
Salah satu mukjizat yang diberikan Alloh kepada Nabi Sulaiman adalah mampu berbicara dengan binatang dan jin. Dengan kemampuan tersebut, Nabi Sulaiman yang penuh wibawa dan jiwa kepemimpinan mampu menundukan binatang-binatang serta jin untuk dapat mengikuti perintahnya. Tentu kita masih ingat kisah dalam Al Quran yang menyebut bahwa Nabi Sulaiman pernah memerintahkan suatu jin untuk memindahkan singgasana ratu Balqis dalam sekejap mata. Kisah tersebut adalah bukti bahwa memang Nabi Sulaiman mampu menundukan jin.

Mukjizat Nabi Sulaiman dalam menundukan jin diperoleh setelah beliau memohon kepada Alloh. Dalam doanya, beliau meminta agar diberikan suatu kemampuan sebagai pembuktian bahwa ia adalah benar utusan Alloh. Doa tersebutlah yang saat ini dikenal dengan nama doa Nabi Sulaiman doa penunduk.

Doa Nabi Sulaiman menundukan binatang dan jin sebetulnya masih simpang siur. Akan tetapi, banyak ulama berpendapat bahwa doa tersebut memiliki lafal dan arti seperti tercantum dalam QS An Nahl : 30-31 sebagaimana berikut:

Doa Nabi Sulaiman Doa Penunduk Binatang Jin
Latinnya : “Bismillahirrohmaanirrohim. Allata’luu A’layya Watuunii Muslimiin”.
Artinya: ”Dengan Asma Alloh Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu berlaku sombong kepadaku. Datanglah pada ku sebagai orang-orang yang beriman".

Doa Nabi Sulaiman menundukan binatang dan jin seperti yang disajikan di atas diyakini dapat diamalkan oleh setiap umat muslim untuk beragam keperluan. Misalnya saat ada orang kesurupan, doa tersebut dapat dibacakan sebagai doa untuk mengusir jin yang bersemayam di dalam tubuh orang tersebut. Atau saat akan memancing, doa ini juga bisa dibacakan sebagai doa mancing ikan untuk memanggil ikan-ikan di sungai agar mau makan umpan yang diberikan. Tapi yang jelas keyakinan terhadap karomah dari doa Nabi Sulaiman tersebut tentunya bisa kita percaya maupun tidak. Mengingat sebetulnya tidak ada dalil yang menyatakan karomah dari doa tersebut.

2. Doa Nabi Sulaiman untuk Kekayaan

Selain mampu menundukan binatang dan jin, Nabi Sulaiman juga dikenal memiliki kekayaan melimpah ruah. Kerajaannya mencakup 2/3 luas bumi, sedangkan istananya begitu megah dan sempurna.

Nabi Sulaiman bahkan diyakini sebagai orang terkaya sepanjang masa. Kekayaannya tersebut tentu merupakan anugerah tersendiri yang diberikan Alloh SWT khusus untuk beliau. Anugerah kekayaan dan kekuasaan Nabi Sulaiman diperoleh karena menurut petikan surat An Naml : 19, Nabi Sulaiman memintanya sendiri kepada Alloh. Doa mohon kekayaan inilah yang saat ini diyakini memiliki karomah sehingga banyak dicari umat muslim sebagai sarana memohon kemakmuran. Doa tersebut dikenal dengan doa Nabi Sulaiman untuk kekayaan. Berikut ini lafal dan artinya:

Doa Nabi Sulaiman untuk Kekayaan
Latinnya : “Robbigfirlii Wahabli Mulkali Yambagil Ahdiimimba’di Innaka Antalwahab”.
Artinya : “Allah Ya tuhanku, ampunilah aku dengan segala dosa-dosaku. Anugerahkanlah padaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh orang lain setelahku. Sesungguhnya hanya Engkaulah Dzat Yang Maha Memberi”.

Doa Nabi Sulaiman untuk kekayaan seperti yang tercantum di atas dapat Anda amalkan sebagai sarana permohonan kepada Alloh agar diberikan rezeki yang berlimpah dan berkah. Setiap habis sholat dhuha atau tahajud adalah waktu yang paling tepat untuk membaca doa ini.

3. Doa Nabi Sulaiman Mensyukuri Nikmat

Kekayaan, kekuasaan, dan mukzijat dalam menundukan binatang atau jin yang dimiliki, tidak membuat Nabi Sulaiman jumawa. Beliau tak khilaf dan lupa bahwa semua yang dikaruniakan kepadanya hanyalah titipan semata. Beliau selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Alloh melalui sebuah doa yang sangat terkenal. Doa syukur nikmat Nabi Sulaiman, itulah namanya. Berikut adalah lafal dari doa yang tercantum dalam QS Shaad ayat ke 35 tersebut:

Doa Nabi Sulaiman Mensyukuri Nikmat
Artinya : “Ya Allah Yang Maha Tunggal. Jadikanlah aku sebagai hamba-Mu yang pandai bersyukur. Ilhamkanlah kepadaku untuk selalu bersyukur atas segala nikmatmu kepadaku dan kepada kedua orang tua ku. Jadikanlah aku umat yang Engkau ridhoi, serta letakkanlah aku ke dalam golongan orang-orang soleh”.

Karena selalu bermawas diri dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan, Nabi Sulaiman pun memperoleh tambahan atas setiap apa yang ia syukuri. Alloh selalu menambahkan dan mencukupi semua kebutuhannya. Mari kita belajar untuk mengikuti jejak Nabi Sulaiman.

Nah, itulah doa Nabi Sulaiman doa penunduk binatang dan jin, doa Nabi Sulaiman untuk kekayaan, dan doa syukur nikmat yang selalu dipanjatkan beliau. Marilah kita amalkan doa-doa mustajab ini dan tetap sekuat hati menjalani kehidupan dengan pedoman islam. Salam.

Kamis, 05 Oktober 2017

DOA AKASAH LATIN DAN TERJEMAHAN



                                      

  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi  Maha Penyayang.
اَللَّهُمَّ صَلىِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ
Alloohumma sholli ‘alaasayyidinaa muhammadiw wa ‘alaa aalihii washohbihii
Ya Allah, tetapkanlah shalawat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad,
Keluarga dan shahabat-shahabat beliau.
بِسْمِ اللهِ النُّوْرِ نُوْرٌعَلَى نُوْرٍ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ خَلَقَ النُّوْرَ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى جَبَلِ الِطُّوْرِفِى كِتَابٍ مَسْطُوْرٍ
Bismillaahin nuuri nuurun ‘alaa nuur. Alhamdulillaahil ladzii kholaqon nuuro wa angzalat tauroota ‘alaa jabalith thuuri fii kitaabi masthuur.
Dengan Asma' Allah yang menyinari sinar diatas sinar, Segala puji bagi Allah Pencipta nur dan menurunkan kitab Taurat diatas gunung Thurdi dalam kitab yang tertulis
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذَيْ بِالْغِنَآءِ مَذْكُوْرٌ وَبِالْعِزَّةِ وَالْجَلاَلِ مَشْهُوْرٌ وَعَلَى السَّرَّآءِ وَلضَّرَّآءِ مَشْكُورٌ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضِ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّوْرَثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْابِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ
Alhamdulillaahil ladzii bil ghinaa i madzkuur wabil ‘izzati waljalaali masyhuur. Wa ‘alas sarroo i wadl dlorroo i masykuur walhamdu lillaahilladzii kholaqos samaawaati wal ardlo waja’alazh zhulumaati wannuur tsummalladziina kafaruu birobbihim ya’diluun.
Segala Puji bagi Allah Yang Disebut kaya dengan kemulyaan dan keagungan yang dikenal dan atas senang dan susah yang disyukuri dan segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi dan menjadikan gelap dan terang, kemudian orang-orang kafir kepada Tuhannya dan berpaling.
گهيعۤص حمَ عۤسۤق اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ يَاحَيُّ يَا قَيُّوْمُ اَللهُ الَّطِيْفُ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَآءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ
Kaaf. Yaa. Aiin. Shood. Haa. Miim. Aiin. Siin. Qoof. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Yaa hayyu yaa qoyyuum. Alloohu lathiifum bi’ibaadihii yarzuqu Mayyasyaa u wahuwal qowiyyul ‘aziiz.
Kaf Ha Ya 'Ain Shaad, Ha Mim 'Ain Sin Qaf, hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan memohon pertolongan, hai Dzat Yang Hidup Tegak Kokoh, Allah Yang sangat belas kasihan kepada hamba-Nya memberi rizki kepada siapa saja yang dia kehendaki, Dia sangat kuat dan mulia
يَاكَافِيْ كُلِّ شَىْءٍاِكْفِنِيْ وَاصْرِفْ عَنِّىْ كُلىَّ شَىْءٍ بِيَدِكَ الْخَيْرُ اِ نَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .
Yaa kaafii kulli syaiin ikfinii washrif  ‘annii kulla syaiim biyadikal khoiru innaka ‘alaa syaiing qodiir.
Hai Dzat Yang mencukupi segala sesuatu, cukupilah aku dan palingkanlah dariku segala sesuatu dengan kekuasaanMu yang baik, bahwasanya Engkau berkuasa atas segala-galanya.
اَللَّهُمَّ يَاكَثِيْرَ النَّوَالِ وَيَادَائِمُ الْوَصَالِ وَيَاحَسَنَ الْفِعَالِ وَيَارَازِقَ الْعِبَادِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَيَابَدِيْعًا بِلاَمِثاَلٍ وَيَابَاقٍ بِلاَزَوَالٍ نَجِّنَامِنَ الْكُفْرِوَالضَّلاَلِ بِحَقِّ لاَاِلهَ اِلاَّالله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى لله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Alloohumma yaa katsiron nawwaali wayaa daa imul washooli wayaa hasanal fi’aali wayaa rooziqol ‘ibaadi ‘alaa kulli haaliw wayaa badii’am bilaa mitsaaliw wayaa baaqim bilaa zawaalin najjinaa minal kufri wadldlolaali bihaqqi laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, Dzat Yang banyak pemberiannya dan Yang selalu bertemu, Yang bagus perbuatannya, Pemberi rizki hamba-hambaNya pada setiap keadaan, hai Dzat Pencipta pertama kali dengan tidak melalui contoh, hai Dzat yang langgeng, yang tidak akan binasa, selamatkanlah kami dari kufur dan tersesat dengan : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اِنَ دَخَلَ الشَّكُّ فِي اِيْمَانِىْ بِكَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ.
Alloohumma ingdakholasy syakku fii iimaanii bika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu waaquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, seandainya kufur/rasa bimbang dan ragu masuk dalam keimananku kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اِنْ دَخَلَ الْكُفْرُفِيْ اِسْلاَمِيْ بِكَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ ُتبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma ingdakholal kufru fii islaamii bika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, seandainya kufur masuk kedalam keislamanku kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اِنْ دَخَلَ الشَّكُّ فِى تَوْحِيْدِىَ اِيَّاكَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ الاَّ الله مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma ingdakholasy syakku fii tauhiidii iyyaaka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam
Ya Allah, seandainya rasa bimbang dan ragu masuk ke dalam ketauhidanku terhadap Engkau, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اِنْ دَخَلَ الْغَيْبُ وَالْكِبْرُ وَالرِّيَاءُ واَلسُّمْعَةُ وَالنُّقْصَانُ فِىْ عَمَلِيْ لَكَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma ingdakholal ‘ujbu wal kibru warriyaa u wassum’atu wannuqshoonu fii ‘amalii  laka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam
Ya Allah, seandainya rasa sombong, takabur,riya' dan sum'ah / menonjolkan diri dan kekurangan di dalam amal perbuatanku bagi Engkau masuk ke dalam hatiku sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اِنْ جَرَى الْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالْنَّمِيْمَةُ وَالْبُهْتَانُ عَلَى لِسَانَيْ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma ingdakholal kadzibu wal ghiibatu wan namiimatu wal buhtaanu ‘alaa lisaanii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, seandainya sifat dusta, pengumpat, mengadu domba dan pembohong berjalan pada mulutku sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اللّهَمُ َّاِنْ دَخَلَ الْخَطْرَةُ وَالْوسْوَسَةُفِيْ صَدْرِيْ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma ingdakholal khothrotu wal was wasatu fii shodrii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, seandainya di dalam hatiku terlintas rasa was-was sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اللَّهُمَّ اِنْ دَخَلَ التَّشْبِيْهُ َوالتَّقْصِيْرُ فِيْ مَعْرِفَتِىْ اِيَّاكَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma ingdakholat tasybiihu wattaqshiiru fii ma’riifatii iyyaaka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.  
Ya Allah, seandainya rasa penyerupaan dan lalai masuk ke dalam ma'rifatku kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اِنْ دَخَلَ النِّفَاقُ فِيْ قَلْبِيْ مِنَ الذُّنُوْبِ الْكَبَآئِرِ وَالصَّغَآئِرِ كُلِّهَا وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma ingdakholan nifaaqu fii qolbii minadz dzunuubil kabaa iri wash shoghoo iri kullihaa walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, seandainya rasa nifak, dosa-dosa besar dan kecil masuk ke dalam hatiku dan aku tidak mengetahui ataupun mengetahui, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اِنْ دَخَلَ الرِّيآءُ فِيْ اَعْمَالِىْ وَاَقُوَلِيْ وَلَمْ اَعْلَمْ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma ingdakholar riyaa u fii a’maalii wa aqwaalii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, seandainya sifat riya' masuk ke dalam amal perbuatanku dan perkataanku sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ سُوْءٍ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma maa ‘amiltu ming suui walam 'alam bihi au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu l aa ilaaha illalloohu muhammadurrosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, kejahatan-kejahatan yang telah aku perbuat sedang aku tidak tahu atau tahu, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ مَااََرَدْتَ لِيْ مِنْ خَيْرٍ فَلَمْ اَشْكُرْهُ وَلَمْ اَعْلَمُ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma maa arodtalii min khoiring falam asykurhu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, kebaikan-kebaikan yang Engkau kehendaki bagiku, lalu aku tidak dapat mensyukuri sedang aku tidak tahu atau tahu, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ مَاقَدَّرْتَ عَلَيَّ مِنْ اَمْرٍفَلَمْ اَرْضَهُ وَلَمْ اَعْلَمُ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma maa qoddarta ‘alayya min amring falam ardlohu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, hal-hal yang telah Engkau takdirkan kepadaku, lalu aku tidak bergembira atau tidak menerimakannya sedang aku tidak tahu atau tahu, maka bertaubatlah aku dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW. 
اَللَّهُمَّ مَااَنْعَمْتَ عَلَيَّ مِنْ نِعْمَةٍ فَعَصَيْتُكَ فِيْهِ وَلَمْ ْاَعْلَمُ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma maa an’amta ‘alayya minni’mating fa’ashoituka fiihi walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadaku, lalu aku salah gunakan, durhaka kepadamu sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ اَوْلَيْتَنِيْ مِنْ نَعْمَآئِكَ فَغَفَلْتُ عَنْ شُكْرِكَ وَلَمْ اَعْلَمُ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma maa aulaitanii min na’maaika faghofaltu ‘ang syukrika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu aaquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau kuasakan kepadaku, lalu aku tidak bersyukur kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW
اَللَّهُمَّ مَآاَوْلَيْتَنِيْ مِنْ الآئكَ فَلَمْ اُءَدِّحَقَّهُ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma maa aulaitanii min aalaaika falam iaddi haqqohu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, hal-hal yang telah Engkau takdirkan kepadaku, lalu aku tidak bergembira atau tidak menerimakannya sedang aku tidak tahu atau tahu, maka bertaubatlah aku dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهْمَّ مَا مَنَنْتَ عَلَيَّ مِنَ الْحُسْنَى فَلَمْ اَحْمَدْكَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma maa manangta ‘alayya minal husnaa falam ahmadzka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, kebaikan-kebaikan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan aku tidak memujiMu, sedang aku tidak tahu atau tahu, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW
اَللَّهْمَّ مَااَحْبَبْتَ لِيْ بِهِ عَلَيَّ مِنَ النَّظَرفِيْكَ فَغَمَضْتُ عَنْهُ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma maa ahbabta lii bihii ‘alayya minan nazhori fiika faghomadltu ‘anhu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadurrosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, berfikir dalam kekuasaanMu yang Engkau ciptakan terhadapku, lalu aku menutup mata, sedang aku mengetahui atau tidak, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ مَاصَنَعْتُ فِى عُمْرِىْ بِمَالَمْ تَرْضَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma maa shona’tu fii ‘umrii bimaa lam tardlo walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, perbuatan-perbuatan yang aku lakukan sepanjang umurku, lalu Engkau tidak ridha, sedang aku mengerti atau tidak, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ مَا قَصَرْتُ مِنْ عَمَلِيْ فِيْ رَجَآئِكَ وَلَم اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma maa qoshortu min ‘amalii fii rojaaika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa laaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
 Ya Allah, amal perbuatanku yang Engkau perpendek di dalam mengharap-harap rahmatMu, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : Laa ilaa ha illallah Muhammadur Rasuulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
اَللَّهُمَّ اِنِ اعْتَمَدْتُ عَلَى اَحَدٍ سِوَاكَ فِى الشَّدَآئِدِ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma ini’tamadtu ‘alaa hading siwaaka fisy syadaaidi walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, jika aku bergantung kepada selain Engkau di dalam menghadapi kepayahan-kepayahan, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : Laa ilaa ha illallah Muhammadur Rasuulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
اَللَّهُمَّ اِنِ السْتَعَنْتُ غَيْوَكَ فِى النَّوَآئِبِ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ .
Alloohumma ini sta’angtu ghoiroka finnawaaibi walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, jika aku memohon pertolongan kepada selain Engkau, dalam kecelakaan dan bahaya, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ مَااَصْلَحَ فِيْ شَأْنِيْ بِفَضْلِكَ وَرَأَيْتُهُ مِنْ غَيْرِكَ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma maa ashlaha fiisyanii bifadllika waroaituhu min ghoirika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, urusan-urusanku yang telah Engkau baguskan dengan anugerah Engkau dan pandanganku salah, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW
َاللَّهُمَّ اِنِ زَلَّتْ قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ بِالسُّؤاَلِ مِنْ غَيْرِكَ يُثَبِّتْنِيْ وَلَمْ اَعْلَمْ بِهِ اَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَاَسْلَمْتُ وَاَقُوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله ُمُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيهِ وَسَلَّمَ
Alloohumma ingzallat qodomii ‘anish shiroothi bissuali min ghoirika yutsabbitnii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Ya Allah, jika aku tegelincir menyimpang dari jalan lurus (shirat), karena memohon kepada selain Engkau, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.
اَللَّهُمَّ يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ يَامَنَّانُ ياَدَيَّانُ يَاسُلْطَانُ يَالآاِلهَ اِلاَّ اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ فَاسْتَجَبْنَالَهُ وَنَجَّيْنهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِى الْمُؤْ مِنِيْنَ وَزَكَرِيَّآ اِذْنَادَى َربَّهُ رَبِّ لاَتَذَرْنِيْ فَرْداً وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ
Alloohumma yaa hayyu yaa qoyyuumu yaa hannaanu yaa mannaanu yaa dayyaanu yaa shulthoonu yaa laa ilaaha illaa angta subhaanaka innii kungtu minazh zhoolimiin. Fastajabnaa lahuu wanaj jainaahu minal ghommi wakadzaalika nungjil muminiin wazakariyya idznaa daarobbahuu robbi laa tadzarnii fardaw wa angta khoirul waaritsiin.
Ya Allah, Yang Hidup tegak kokoh, Yang memiliki rahmat dan banyak anugerahNya, banyak memberi dan Pemilik kerajaan, Tidak ada Tuhan yang lain kecuali Engkau, maha suci Engkau, bahwasanya aku menganiaya diri sendiri, (firman Allah) : "Lalu Kami kabulkan dan Kami selamatkan dia dari kesusahan, demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang beriman" Zakariya ketika menyeru tuhannya, ya Tuhanku: "Janganlah Engkau tinggalkan aku sendiri, Engkaulah waris yang paling baik".
اَللَّهُمَّ بِحَقِّ لاَاِ ٰلهَ اِلاَّ اللهُ وَبِعِزَّتِهٍِ
Alloohumma bihaqqi laa ilaaha illalloohu wabi’izzatihii
Ya Allah, dengan hak La ila ha illallah dan kemuliaannya
وَبِحَقِّ الْكُرْسِيِّ وَسَعَتِهٍِ
Wabihaqqil kursiyyi wasa’atihii
Dan dengan hak kursi dan keluasannya
وَبِحَقِّ الْعَرْشِ وَعَظَمَتِهٍَِ
Wabihaqqil ‘arsyi wa’azhomatihii
Dan dengan hak 'Arsy dan keagungannya
وَبِحَقِّ الْقَلَمِ وَجَرَيَانِهٍِ
Wabihaqqil qolami wajaroyaanihii
Dan dengan hak kalam dan berjalannya
وَبِحَقِّ اللَّوْحِ وَحَفَظَتِهٍِ
Wabihaqqil lauhi wahafazhotihii
Dan dengan hak Lauh Mahfudh dan penjaga-penjaganya
وَبِحَقِّ الْمِيْزَانِ وَخِفَّتِهٍِ
Wabihaqqil miizaani wakhiffatihii
Dan dengan hak Timbangan (Mizan) dan dua matanya
وَبِحَقِّ الْصِّرَاطِ وَرِقَّتِهٍِ
Wabihaqqish shiroothi wariqqotihii
Dan dengan hak Shirat dan kelembutannya
وَبِحَقِّ جِبْرَآئِيْلَ وَاَمَانَتِهٍِ
Wabihaqqi jibrooiila Waamaanatihii
Dan dengan hak Jibril dan kejujurannya
وَبِحَقِّ مِيْكَآئِيْلَ وَشَفَقَتِهٍِ
Wabihaqqi miikaaiila wasyafaqotihii
Dan dengan hak Mikail dan belas kasihnya
وَبِحَقِّ اِسْرَافِيْلَ وَنَفْخَتِهٍِ
Wabihaqqi isroofiila wanafkhotihii
Dan dengan hak Israfil dan terompetnya,
وَبِحَقِّ عِزْرَائِيْلَ وَقَبْضَتِهٍِ
Wabihaqqi izrooiila waqobdhotihii
Dan dengan hak Izrail dan terpilihnya
وَبِحَقِّ رِضْوَانَ وَجَنَّتِهٍِ
Wabihaqqi ridhwaana wajannatihii
Dan dengan hak Ridlwan dan surganya
وَبِحَقِّ مَالِكٍِ وَجَهَنَّمِهٍِ
Wabihaqqi maalikiw wajahannamihii
Dan dengan hak Malik dan nerakanya
وَبِحَقِّ اٰدَمَ وَصَفْوَتِهٍِ
Wabihaqqi aadama washofwatihii
Dan dengan hak Adam dan terpilihnya
وَبِحَقِّ شِيْثٍ وَنُبُوَّتِهٍِ
Wabihaqqa syiisyiw wanubuwatihii
Dan dengan Syits dan kenabiannya
وَبِحَقِّ نُوْحٍ وَسَفِيْنَتِهٍِ
Wabihaqqi nuuhiw wasifiinatihii
Dan dengan Nuh dan perahunya
وَبِحَقِّ اِبْرَاهِيْمَ وَخُلَّتِهٍِ
  Wabihaqqi ibroohiima wakhullatihii
Dan dengan hak Ibrahim dan terpilihnya sebagai khalilullah
وَبِحَقِّ اِسْحٰقَ وَدِيَانَتِهٍِ
  Wabihaqqi Ishaaqo wadiyaanatihii
Dan dengan hak Ishak dan keagamaannya
وَبِحَقِّ اِسْمَاعِيْلَ وَذَبِيْحَتِهٍِ
Wabihaqqi Ismaa'iila wadzubiihatihii
 Dan dengan hak Isma'il dan disembelihnya,
وَبِحَقِّ يَعْقُوْبَ وَحَسْرَتِهٍِ
Wabihaqqi ya'quuba wahasarotihii
 Dan dengan hak Ya'kub dan kedukaannya
وَبِحَقِّ يُوْسُفَ وَغُرْبَتِهٍِ
Wabihaqqi yuusufa waghurbatihii
 Dan dengan hak Yusuf dan terasingnya
وَبِحَقِّ مُوْسىٰ وَاٰيَاتِهٍِ
Wabihaqqi muusaa wa aayaatihii
 Dan dengan hak Musa dan ayat-ayatnya
وَبِحَقِّ هَارُوْنَ وَحُرْمَتِهٍِ
Wabihaqqi haaruuna wahurmatihii
 Dan dengan hak Harun dan kehormatannya
وَبِحَقِّ هُوْدٍ وَهَيْبَتِهٍِ
Wabihaqqi huudiw wahaibatihii
Dan dengan hak Hud dan kewibawaannya,
وَبِحَقِّ صَالِحٍ وَنَاقَتِهٍِ
Wabihaqqi shoolihiw wanaa qotihii
Dan dengan hak Shaleh dan untanya
وَبِحَقِّ لُوْطٍ وَجِيْرَتِهٍِ
Wabihaqqi luuthiw wajiirotih
Dan dengan hak Luth dan pemikirannya
وَبِحَقِّ يُوْنُسَ وَدَعْوَتِهٍِْ
Waibhaqqi yuunuusa sada'atihi
Dan dengan hak Yunus dan ajakannya
وَبِحَقِّ دَانِيَالَ وَكَرَامَتِهٍِ
Wabihaqqi daaniyaala wakaroomatihii
Dan dengan hak Danial dan kerahmatnya
وَبِحَقِّ زَكَرِيَّاوَطَهَارَتِهٍِ
Wabihaqqi zakariyya wathohaarotihii
Dan dengan hak Zakariya dan kesuciannya
وَبِحَقِّ عِيْسىٰ وَرُوْحَانِيَّتِهٍِ
Wabihaqqi 'iisaa wa ruu haaniyyatiihii
Dan dengan hak Isa dan kejiwaannya
وَبِحَقِّ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍنِ الْمُصْطَفىٰ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَفَاعَتِهٍِ
Wabihaqqi sayyidinaa muhammadil musthofaa shollalloohu ‘alaihi wasallama watsafaa’atihii.
Dan dengan hak pemimpin kami Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang terpilih menjadi kekasihNya dan syafa'atnya
اَللَّهُمَّ يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ يَالاَاِ ٰلهَ اِلاَّ اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ فَاسْتَجَبْنَالَه‘وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذٰلِكَ نُنْجِى الْمُؤْمِنِيْنَ َلآاِ ٰٰلهَ اِلاَّهُوَعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Alloohumma yaa hayyu yaa qoyyuumu yaa laa ilaaha illaa angta subhaanaka innii kungtu minazhoolimiin. Fastajabnaa lahuu wanaj jainaahu minal ghommi wakadzaalika nungjil muminiin. Laa ilaaha illaa huwa ‘aalaihi tawakkaltu wahuwa robbul ‘arsyil ‘azhiim.
Ya Allah, Yang Hidup, tidak ada Tuhan yang lain kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, bahwasanya aku termasuk orang-orang yang menganiaya diri, (Firman Allah); Lalu kami mengabulkannya dan menyelamatkannya dari kesusahan, demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. Tidak ada Tuhan yang lain kecuali Allah, kepadaNya aku bertawakkal, Dia pengurus 'Arsy yang Agung.
حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلىٰ وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
Hasbiyalloohu wani'mal wakiil, Ni'mal maulaa wani'man nashiir
Allah-lah yang mencukupi aku, sebaik-baik Pelindung, Pengurus dan Penolong
وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Walaa haulaa walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'azhiim
Tidak ada daya kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Agung.
رَبَّنَااٰتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِحَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّارِ
Robbanaa aatinaa fiddun nyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanataw waqinaa 'adzaa bannaar
Ya Tuhan kami, berilah kebaikan kepada kami di dunia dan akherat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.
وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ خَيْرِخَلْقِهٍِ وَنُوْرِعَرِْشِهٍِ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا وَشَفِيْعِنَامُحَمَّدٍوَعَلۤىٰ آلِهٍِ وَاَصْحَابِهٍِۤ اَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Washollalloohu 'alaa khoiri kholqihii wanuuri 'arsyihii sayyidinaa wanabiyyina wasyafii'inaa muhammadiw wa'alaa aalihii washaabihii ajma'iin, birohmatika yaa arhamarroohimiin
Shalawat Allah tetapkanlah kepada sebaik-baik makhlukNya, cahaya 'ArsyNya yaitu junjungan kami , Nabi dan pemberi syafaat bagi kami Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, keluarga dan para sahabat beliau semua dengan rahmatMu hai Dzat Yang paling belas kasihan.
اٰمِيْنَ اٰمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Aamiin ..aamiin..yaa robbal'aalamiin
Amin Amin (Semoga Allah mengabulkan permohonan kami ini, hai Dzat yang mengurus alam semesta).

Doa Jawsyan Kabir



image description

Penjelasan
Doa Jawsyan Kabir (1)


Dalam kitab Al-Baladul Amîn dan Al-Mishbâh disebutkan:
Imam Ali Zainal Abidin (sa) meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya dari Rasululllah SAW, ia berkata: “Ketika Nabi SAW berada dalam salah satu peperangan, datanglah malaikat Jibril (as) kepadanya dan berkata: Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan berfirman: ‘Pakailah Jawsyan ini dan bacalah, doa ini akan menjadi pelindung bagimu dan umatmu.
Beliau menyebutkan keutamaan doa ini, antara lain:
1.   Jika teks doa ini dituliskan pada kain kafan, sang mayit akan diselamatkan dari api neraka.
2.   Jika dibaca dengan ikhlas di bulan Ramadhan, ia akan dikaruniai Lailatul Qadar, diciptakan baginya 70.000 malaikat semuanya bertasbih kepada Allah SWT lalu pahalanya dihadiahkan kepada yang membacanya.
3.   Jika dibaca di bulan Ramadhan (3 kali), Allah SWT mengharamkan jasadnya dari api neraka, mewajibkan baginya surga, dan mewakilkan kepada dua malaikat untuk menjaganya dari kemaksiatan dan dalam sepanjang hidupnya ia berada dalam pengamanan Allah SWT.
4.   Di akhir riwayat tersebut Al-Husein (sa) berkata: “Ayahku Ali bin Abi Thalib (sa) berwasiat kepadaku agar aku menjaga dan memuliakan doa ini, menuliskan pada kain kafannya, mengajarkan kepada keluargaku dan menganjurkan mereka agar membacanya. Doa ini terdiri dari seribu Asma Allah yang di dalamnya terdapat Ismul A’zham.”
Doa ini memiliki keutamaan dan kedudukan yang agung. Diriwayatkan dari as-Sajjad Ali Zainal Abidin dari ayahnya dan dari datuknya Ali bin Abi Thalib dan dari Rasulullah SAW mewahyukan doa ini. Ketika itu Rasulullah SAW menggunakan baju perang yang teramat berat dan menyakiti tubuhnya, kemudian beliau berdoa kepada Allah SWT, maka serta merta Allah SWT mengutus Jibril kepadanya dan menyampaikan:
“Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan memerintahkanmu untuk menanggalkan pakaian perangmu, sebagai gantinya menyuruhmu untuk membaca doa ini untuk keamananmu dan umatmu, barangsiapa yang membacanya di saat hendak keluar dari kediamannya atau membawanya, maka Allah SWT akan senantiasa menjaganya dan mewajibkan atasnya surga serta menjadikan amal-amalnya selalu memperoleh taufik-Nya. Barangsiapa yang membacanya seakan-akan ia membaca kitab suci yang empat (Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an) dan dari setiap hurufnya Allah memberi dua pasang bidadari dan dua buah rumah di surga dan memperoleh pula pahala yang pernah diperoleh Ibrahim, Musa, Isa. Dia juga akan memperoleh pahala para makhluk-Nya di dunia yang selalu menyembah-Nya, tidak pernah bermaksiat kepada-Nya walaupun dalam sekejap mata, dan yang telah pucat kulitnya karena sering menangis akibat dari rasa takut kepada Allah SWT dan tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah SWT, dan perjalanan matahari di negeri mereka adalah empat puluh hari.”
“Wahai Muhammad, Sesungguhnya di Baitul Ma’mur pada langit ketujuh, ada 70.000 malaikat yang setiap harinya keluar darinya dan tidak pernah kembali lagi sampai Hari Kiamat kelak. Allah SWT akan memberi bagi mereka yang membaca doa ini pahala para malaikat itu dan pahala para mukminin di muka bumi. Barangsiapa yang menulisnya dan ditaruh di dalam rumahnya niscaya rumah tadi tidak akan dimasuki pencuri dan tidak akan terbakar. Barangsiapa yang menulis di atas kulit rusa dan membawanya, maka akan mendapatkan keamanan dari segala keburukan. Barangsiapa yang membacanya dan kemudian meninggal, maka akan dicatat sebagai syahid dan mendapat pahala 900.000 para syuhada Badar. Allah SWT juga akan senantiasa memandangnya dengan pandangan rahmat dan kasih saying dan mengabulkan setiap permohonannya. Barangsiapa yang membaca 90 kali dengan niat yang tulus, maka Allah SWT akan mengangkat segala macam penyakit seperti penyakit belang, lepra, atau gila sekalipun. Barangsiapa menulisnya di dalam gelas dengan kapur atau misik, lalu dicuci dan ditulis dia atas kain kafan seorang mayit, maka Allah SWT akan mengirimkan di dalam kuburnya seribu cahaya dan ia akan mendapatkan keselamatan dari Munkar dan Nakir dan Allah SWT akan mengangkat azab darinya serta akan mengirim 70.000 malaikat ke dalam kuburnya dengan membawa berita gembira surga untuknya dan menemaninya, membukakan pintu-pintu surga baginya dan melapangkan baginya kuburnya. Barangsiapa yang menulis dia atas kain kafannya, maka Allah malu untuk mengazabnya dengan api, dan sesungguhnya Allah SWT menulis doa ini di atas Arsy sebelum Dia menciptakan dunia 50.000 tahun. Barangsiapa membaca doa ini dengan niat yang tulus di awal bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan memberinya pahala malam Lailatul-Qadr dan Allah SWT akan menciptakan 70.000 malaikat yang selalu bertasbih kepada-Nya mensucikan-Nya, dan menjadikan pahala malaikat tadi bagi mereka yang membaca doa ini.”
”Wahai Muhammad, barangsiapa yang membaca doa ini, maka tidak ada penghalang antara dia dan Allah SWT. Dan tidaklah ia meminta sesuatu kepada Allah SWT kecuali Allah SWT akan mengabulkannya dan Allah SWT akan mengirim 70.000 malaikat kepadanya di saat keluar dari kuburnya dan setiap malaikat akan tampak berbentuk cahaya yang keluar dari perutnya, yang terbuat dari mutiara sedang punggungnya dari batu zabarjad dan tonggak-tonggaknya terbuat dari batu yaqut. Pada setiap malaikat terdapat kubah yang memancarkan cahaya dan terdapat 400 pintu, setiap pintunya mempunyai kain yang terbuat dari sutera dan setiap kubah mempunyai 1.000 pelayan dan setiap pelayan mengenakan mahkota yang terbuat dari emas merah yang darinya tercium semerbak bau misik. Setelah itu Allah SWT mengirim kepadanya 70.000 malaikat, setiap malaikat memegang gelas yang terbuat dari mutiara putih yang di dalamnya terdapat minuman dari surga dan tertulis pada setiap gelasnya Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tidak ada sekutu baginya. Inilah hadiah dari Yang Maha Pencipta Pemilik Kemuliaan dan Kebesaran untuk hamba-Ku fulan bin fulan, kemudian Allah menyeru, “Wahai hamba-Ku masuklah ke dalam surga-Ku tanpa perhitungan.”
—oOo—
Al-‘Allamah Al-Majlisi, penulis kitab Bihârul Anwâr (kitab hadis dan riwayat) yang terdiri dari 120 jilid, dalam kitabnya Zâdul Ma’âd ia mengatakan: Doa Jawsyan Kabir sangat dianjurkan untuk dibaca pada awal bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam Al-Qadar. Doa ini terdiri dari 100 pasal, setiap pasal terdapat sepuluh Asma Allah, dan setiap akhir pasal membaca:
Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri yâ râbb.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.
Doa ini telah disyarahi oleh seorang ulama besar dan filosuf isyraqi yaitu Mulla Hadi Sabzawari. Dalam kitab syarahnya disebutkan tentang keajaiban doa ini.
Semoga kita yang membacanya menemukan keajaiban doa ini sebagaimana yang disebutkan dalam kitab tersebut dan seperti orang-orang mukmin yang telah merasakannya.

PENJELASAN
DOA JAWSYAN KABIR (2)

Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Semoga rahmat ta’zhim Allah senantiasa tercurah kepada baginda Muhammad, seorang Nabi yang Ummiyy, dan kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya, wa ba’du.
Ini merupakan Benteng Agung yang diberi nama “Hirzul Jausyan Al-Kabir”. Semoga Allah memberikan manfaat dengan Hizib ini kepada umat Islam, amiin.
Hizib ini memuat 1001 Nama (Allah). Diriwayatkan dari Ja’far Ash-Shadiq berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hizib ini mengandung rahasia-rahasia agung yang tidak dapat dijangkau akal-pikiran”.
Diriwayatkan dari Amirul Mu’minin (Sayyidina Ali  ibn Abu Thalib), radhiyallahu ‘anhu wa karramallahu wajhah, ia berkata kepada putranya Al-Hasan: “Wahai, Putraku! Bersediakah engkau bila aku memberitahumu salah satu rahasia dari rahasia-rahasia kenabian?”
Al-Hasan menjawab: “Tentu, wahai Amirul Mu’minin”.
Sayyidina Ali  berkata: “Malaikat Jibril ‘alaihis salam telah turun kepada Rasulullah SAW pada perang Uhud yang diberkahi. Hari itu adalah saat yang sangat panas, Nabi SAW membawa perisai yang amat berat sehingga beliau merasa tidak mampu membawa perisai tersebut karena suhu yang sangat panas. Kemudian beliau menengadahkan kepala ke langit dan berdoa kepada Allah SWT.
Beliau bersabda: “Tatkala aku berdoa kepada Allah SWT, aku melihat pintu-pintu langit terbuka dan turunlah Jibril As dan berkata:
“Wahai Rasulullah, (Allah) Yang Maha Luhur lagi Maha Tinggi menyampaikan Salam dan memberi kekhususan kepadamu dengan penghormatan dan kemulyaan serta berfirman kepadamu: “Aku memberimu doa yang agung, yaitu Doa Al-Jausyan”.
Kemudian aku bertanya: “Wahai saudaraku, Jibril! Doa yang agung ini khusus untukku atau untuk umatku secara umum?”
Jibril Menjawab: “Ini hadiah dari Allah SWT untukmu dan untuk umatmu semuanya”.
Lalu aku bertanya: “Apakah pahala yang diberikan dari doa ini?”
Kemudian Jibril menjawab: “Tidak ada yang mengetahuinya (dengan haqq) selain Allah SWT. Barang siapa membacanya dan membawanya ketika keluar dari rumahnya pada waktu pagi atau petang, atau pada waktu yang dikehendaki, maka diberilah ia pahala amal shaleh, (juga mendapat pahala) bagaikan membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur`an yang agung. Akan tetapi jika yang membacanya adalah orang yang taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya serta menjauhi segala syahwat dan kesenangan”.
Lalu aku bertanya (lagi): “Dan apakah Allah akan memberikan semua pahala tersebut kepada setiap orang yang membaca doa yang agung ini?”
Jibril menjawab: “Iya. Bahkan Allah akan memberikan setiap huruf yang dibacanya dengan pahala dua bidadari yang bermata lentik didalam surga yang penuh perhiasan. Ditambah lagi, sebagai janji dari Allah, ketika telah selesai membaca doanya, Allah akan membangun untuknya sebuah istana di surga, dan Allah akan memberikan pahala yang setara dengan empat Nabi; yaitu Ibrahim, Musa, Isa dan Engkau wahai Muhammad”.
Aku bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Pahala ini untuk orang yang membacanya atau membawanya?”
Jibril Menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya (ada suatu tempat/planet) di ujung barat yang tanahnya putih, didalamnya tinggal segolongan makhluk yang senantiasa menyembah kepada Allah dan tidak mendurhakai-Nya selamanya. Mereka sampai merobek-robek kulitnya karena menangis. Kemudian Allah mewahyukan kepada mereka: “Mengapa kalian takut dan tidak pernah berbuat durhaka sekejap mata pun”.
Mereka berkata: “Kami khawatir apabila Engkau murka kepada kami dan mengazab kami dengan api neraka”.
Nabi SAW bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Apakah mereka anak keturunan Adam?”
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Mereka tidak ada yang mengetahui bahwa Allah telah menciptakan Adam dan iblis. Di tempat mereka, matahari terbit setiap 40 hari sekali. Mereka tidak makan dan tidak minum. Dan sesungguhnya Allah akan memberikan pahala yang setara dengan ibadah (yang) mereka (lakukan) kepada orang yang memiliki doa ini, jika pemilik itu adalah orang yang beriman lagi tulus-bersih dari segala cela.
Rasulullah SAW bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! (apakah) Allah akan memberikan semua pahala ini?”
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Allah membangun sebuah rumah di langit keempat yang dinamakan Baitul Ma’mur. Setiap hari 70.000 Malaikat memasukinya dan keluar dari rumah itu seraya tidak kembali lagi sampai hari kiamat. Dan sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi orang yang membaca doa yang agung ini, sedangkan ia adalah orang yang beriman lagi tulus, yang setara dengan pahala orang yang beriman laki-laki dan perempuan dari golongan jin dan manusia sejak saat mereka diciptakan oleh Allah sampai hari kiamat.
Jibril menambahkan: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya sebuah rumah yang bila didalamnya terdapat doa yang agung ini tidak akan terkena bencana selamanya. Dan barang siapa yang menulisnya pada kulit rusa dan mengalungkan (menempelkan) pada orang yang sakit, akan sembuh dengan izin Allah Ta’ala”.
Aku bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Keutamaan ini semuanya untuk orang yang memiliki doa ini?”
(Jibril menjawab): “Barang siapa membaca doa yang agung ini lalu mati, maka matinya adalah mati syahid dan dituliskan untuknya pahala 900.000 orang yang mati syahid di darat maupun di laut. (Dan jika) dibaca pada malam hari, Allah akan memberi ampunan dan memberinya segala apa yang diminta dari kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat”.
Kemudian aku berkata: “Wahai saudaraku Jibril! Tambahkanlah (keterangan) kepadaku!”
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Aku telah bertanya kepada saudaraku Malaikat Israfil tentang keutamaan doa yang agung ini. (Malaikat Israfil menjawab): “Allah Ta’ala berfirman:
“Demi keperkasaan-Ku, demi keagungan-Ku, demi kemurahan-Ku, demi kemulyaan-Ku. Barang siapa yang beriman kepada-Ku dan membenarkan Muhammad sebagai seorang Nabi dan membenarkan doa yang agung ini, Aku akan memberinya pahala yang tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Aku. Aku adalah Dzat yang bila Aku menghendaki sesuatu maka Aku berfirman kepadanya: “Jadi, maka terjadilah. Aku adalah Dzat yang bila Aku memberikan kepada salah satu hamba-Ku, Aku memberikan kepadanya dengan tanpa takaran, tanpa timbangan, dan tanpa hitungan. Dan jika salah satu hamba-Ku membaca doa yang agung ini, maka hilanglah kesusahan lahir dan kesusahan batin dengan izin Allah Ta’ala. Beruntunglah bagi orang yang membaca doa yang agung ini dan percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dan percaya kepada doa yang agung ini. Dan celakalah bagi orang yang mengingkarinya lagi tidak mempercayainya dan tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”.
Wahai, utusan Allah! barang siapa menulis doa ini di gelas yang terbuat dari kaca dengan kapur dan minyak misik (kesturi) kemudian membasuhnya dan memercikkan air itu ke kafan orang mati, Allah SWT akan menurunkan di dalam kuburnya 100.000 rahmat. Dan Allah akan menghilangkan dari padanya dari ketakutan kepada Malaikat Munkar dan Nakir. Dan memberikan keamanan dari siksa kubur. Dan Allah akan mengutus 70 Malaikat untuk si mayit didalam kuburnya. Setiap Malaikat membawa segenggam cahaya dan menaburkan cahaya itu kepadanya dan memberikan kabar gembira dengan surga. Dan para Malaikat itu berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memerintahkan kami untuk menemanimu di dalam kuburmu sampai hari kiamat”, dan Allah akan memberi keluasan kepadanya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan Allah akan membukakan baginya pintu ke surga serta menidurkan di dalam kuburnya bagaikan pengantin dengan pasangannya. Dan Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Aku merasa ‘segan’ kepada seorang hamba yang di kain kafannya ada doa ini”.
Jibril berkata: “Aku telah mendengar Allah Al-Bariy ‘Azza Wa Jalla berfirman: “Doa ini telah tertulis pada bubungan ‘Arsy, 5.000 tahun sebelum dunia diciptakan”. Dan barang siapa berdoa dengan doa ini maka disisi Allah tergolong orang yang syahid, baik syahid darat maupun syahid laut”.
Aku bertanya: “Wahai, saudaraku Jibril! apakah termasuk kedua-duanya (syahid darat dan syahid laut)?”
Jibril menjawab: “Wahai, Muhammad! Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Allah Ta’ala menuliskan untuknya setara pahala 900 orang yang mati syahid baik syahid di darat maupun di laut”.
Jibril menambahkan: “Wahai, Muhammad! Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesunggunya bila doa ini dibaca di waktu malam, sungguh Allah Azza Wa Jalla akan menggenggam (jiwa) seseorang ketika tidurnya dan menjaganya serta memberinya segala apa yang di minta dari hajat dunia dan akhirat”.
Aku berkata: “Wahai, saudaraku Jibril! Tambahilah (keterangan) kepadaku”.
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Aku telah bertanya kepada Allah Ta’ala tentang itu. Allah Azza Wa Jalla berfirman:
“Demi keperkasaan-Ku, demi keagungan-Ku, demi kemurahan-Ku, demi kemulyaan-Ku, dan tingginya keluhuran-Ku didalam kedudukan-Ku, dengan kekuasaan-Ku, sesungguhnya barang siapa yang beriman kepada-Ku dan percaya kepadamu dan percaya kepada doa ini dan pahalaNya, niscaya Aku akan memberinya kerajaan. Sesungguhnya Aku adalah Allah yang tidak akan berkurang perbendaharaan-Ku dan tidak akan musnah apa yang ada disisi-Ku. Walaupun Aku menjadikan surga untuk salah seorang dari hamba-Ku, tidak akan menjadi berkurang perbendaharaan-Ku”.
Dan barang siapa berdoa dengan doa ini disertai niat yang tulus lagi bersih dan tidak tercampur dengan keraguan (dibaca) pada awal dan akhir bulan Ramadhan dan pada setiap malam Jum’at, Allah Ta’ala akan memberinya pahala dengan 70.000 Malaikat di setiap penjuru langit dan 70.000 Malaikat di kota Madinah, dan (diberikan pula) 70.000 Malaikat di arah Barat. Setiap Malaikat mempunyai 20.000 kepala. Dan setiap kepala mempunyai 70.000 mulut. Dan setiap mulut mempunyai 70.000 lidah yang bertasbih kepada Allah Ta’ala dengan bahasa yang berbeda-beda. Dan menjadikan pahala mereka untuk orang yang membaca doa ini.
Wahai, Nabiyullah! Barang siapa berdoa dengan doa ini, tidak ada penghalang antara dia dengan Allah, dan tidak ada sesuatupun yang dicari (diminta) selain bahwa Allah akan memberikan kepadanya.
Wahai, Utusan Allah! Setiap hamba yang berdoa dengan doa ini, Allah akan mengutus baginya ketika keluar dari kuburnya dengan 70.000 Malaikat. Di setiap tangan Malaikat terdapat bendera dari cahaya dan (diutus pula) 70.000 pelayan laki-laki. Setiap pelayan mengendalikan kendaraan yang sangat bagus yang bagian dalamnya terbuat dari mutiara dan bagian luarnya terbuat dari batu permata hijau, dan motif hiasannya terbuat dari permata yakut merah. Di atas setiap kendaraan tersebut terdapat kubah (yang terbuat) dari cahaya. Di setiap kubah terdapat 400 pintu dengan tirai (yang terbuat) dari sutra tipis yang berkilauan. Di setiap kubah terdapat pelayan wanita yang juntaian rambutnya seharum minyak misik (kesturi). Diatas kepala setiap pelayan itu terdapat mahkota dari emas yang kemerahan. Para Malaikat itu bertasbih kepada Allah Ta’ala, menyucikan-Nya, dan membaca tahlil kepada-Nya. Serta menjadikan pahala tasbih mereka, penyucian mereka, dan tahlil mereka untuk hamba yang beriman yang membaca serta berdoa dengan doa ini.
Setelah itu diutus pula 70.000 Malaikat dan setiap Malaikat membawa gelas piala yang terbuat dari mutiara putih. Di dalamnya terdapat empat jenis minuman, yaitu minuman dari air, minuman dari arak murni, minuman dari susu, dan minuman dari madu. Di setiap tutupnya terdapat sapu tangan yang bertuliskan: Lâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lahu:
Dan di bawahnya terdapat cincin/materai sebagai hadiah dari Allah Al-Bariy kepada Fulan Bin Fulan yang senantiasa tekun dan teratur membaca doa ini. Dan pembaca doa ini berkedudukan di pelataran hari kiyamat. sampai-sampai seluruh makhluk memperhatikannya dan bertanya-tanya:  “Nabi siapa ini?”
Sedangkan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan dan pembantu-pembantu yang berkendaraan sangat bagus serta para Malaikat mengelilingi dari depan dan belakangnya, mereka mengiring (mengawal) sampai dibawah ‘Arsy. Kemudian ada seruan dari arah (Allah) Ar-Rahman: “Wahai, hamba-Ku! Masuklah ke surga dengan tanpa hisab!”
Wahai, Utusan Allah! Siapapun hamba yang berdoa dengan doa ini Malaikat menjadi kelelahan dalam mencatat kebaikannya.
Aku bertanya: “Wahai, saudaraku Jibril! Balasan apa yang diberikan kepada orang yang berdoa dengan doa ini di awal dan akhir Ramadhan sebanyak tiga kali?”
Jibril menjawab: “Wahai, Muhammad! Sungguh Allah telah  mengharamkan jasadnya tersentuh api neraka. Dan barang siapa berdoa dengan doa ini maka sesungguhnya baginya disisi Allah ketentuan dan kedudukan yang mulya. Dan barang siapa berdoa dengan doa ini, Allah mewakilkan Malaikat untuk menjaganya dari perbuatan maksiat, dan bertasbih kepada Allah, dan mengkuduskannya, dan menjaganya dari segala marabahaya. Dan membukakan baginya pintu-pintu surga yang tembus dengan pintu-pintu neraka. Dan selama ia hidup maka ia berada dalam perlindungan Allah Ta’ala, dan ketika wafatnya maka sungguh telah disediakan baginya apa-apa yang (dahulu)telah Kami tentukan kepadanya”.
Nabi SAW bersabda: “Berilah himbauan padaku tentang doa ini!”
Kemudian Jibril menjawab: “Takutlah kepada Allah… takutlah kepada Allah… Janganlah engkau mengajarkan doa ini kecuali kepada orang-orang yang beriman”.
Al-Husain ibn Ali ibn Abu Thalib karramallahu wajhah berkata: “Baginda Rasulullah mewasiatkan kepadaku untuk mengagungkan doa ini dan menjaganya.”
Kemudian Ali  karramallahu wajhah wa radhiyallahu ‘anh berkata tentang hal ini: “Ada beberapa cerita tentang doa ini yang mengisahkan  kecepatan terkabulnya permintaan. Dan doa ini memuat 1001 Nama yang telah dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai Perisai dan Pengaman bagi orang yang berdoa dengan doa ini dari perkara dunia dan akhirat, juga (doa ini adalah) obat”.
Nabi SAW bersabda: “Wahai, Ali! Ajarilah keluargamu dan teman-temanmu dan doronglah mereka (agar berdoa) dengan doa ini dan jadikanlah perantaraan kepada Allah Ta’ala dengan Nama-nama-Nya dan mengenal terhadap nikmat-nikmat-Nya, dan haramkan atas mereka jika mengajarkan doa itu kepada orang musyrik. Karena sesungguhnya tidak ada hajat yang diminta kepada Allah selain bahwa Allah akan memberikan kepadanya dan menjaganya dari apa-apa yang ditakutinya.
Nabi SAW bersabda: “Wahai, Ali! Saudaraku Jibril telah memberitahukan kepadaku tentang keutamaan doa ini, bahwa tidak ada yang mengetahui keutamaannya (dengan Haqq) selain Allah Ta’ala sendiri. Dan doa ini mengandung banyak khasiyat, sehingga kami meringkas penjelasannya karena khawatir memanjang-lebarkan. Maka, wahai orang yang memiliki hizib yang agung dan doa yang mustajab ini, berlaku atasmu bila engkau membacanya, (bahwa) walaupun setiap hari sekali, atau setiap Jum’at sekali, walaupun sekali tiap bulan, walaupun setiap tahun hanya sekali, dan sekalipun selama hidupmu hanya sekali: Jagalah dengan seksama. Karena sesungguhnya doa ini bermanfaat bagi orang yang membawanya atau membacanya dimanapun tempat yang dikehendakinya. Aku akan menuturkan kepadamu beberapa faedahnya ketika engkau membawanya dalam keadaan suci yang sempurna dan dengan niat yang tulus (bersih) dari keraguan. Karena sesungguhnya niat itu bermanfaat bagi yang memilikinya, sedangkan ikhlas lebih bermanfaat.
Doa ini bermanfaat untuk menguatkan rasa cinta-kasih, agar memudahkan dalam penerimaan sesuatu, untuk mengalahkan argumentasi lawan, untuk menghadapi hakim dan pemerintah, para sultan/pemimpin, para akuntan, untuk menghadapi musuh, untuk (keamanan) perjalanan siang dan malam, untuk menghindari sabetan pedang, tombak dan panah, untuk penyakit mata dan pandangan kabur, untuk membatalkan sihir, untuk melepaskan orang yang diikat, untuk melepaskan tawanan, dan melepaskan orang yang dipenjara. (Dan faedahnya lagi bagi) yang membaca doa ini dan membawanya akan dibebaskan dengan izin Allah Ta’ala. Juga untuk menghadapi ular kecil, kalajengking, ular besar, untuk menghindari anak panah, untuk menolak segala alat dari besi, untuk mendatangkan hajat, untuk orang hamil agar mudah melahirkan, untuk pengantin agar berseri-seri, untuk mencegah peluru, (dengan syarat) ketika membawanya dalam keadaan suci dan dengan niat yang tulus (bersih) dari keraguan.
Maka, wahai orang yang memiliki Hizib ini, pertahankanlah kesungguhanmu dan jagalah doa ini, maka Allah akan menjagamu jika engkau menjaganya. Dan sungguh telah lepas dari tanggunganku kepada tanggunganmu dan aku berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Sebaik-baik Wakil, dan cukuplah Dia bagiku, dan kepada-Nyalah aku berserah diri”.
Doa ini telah dituturkan dan dibaca penjelasannya dengan memuji Allah Ta’ala. Telah selesai penjelasan Hizib yang diberkahi ini yang dinamakan dengan “Hirzul Jausyan”.
—oOo—
Penjelasan diatas kami terjemahkan dari Syarâh Al-Jawsyan oleh Syeikh Mahrus ‘Aly (1907-1985), terbitan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, cetakan 1423H/2002M. Dalam setiap akhir ayat membaca:
subhânaka lâ ilâha illâ antal ghowtsul ghowtsul ghowts, khollishnâ minan nâri yâ robbi. (Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, tolonglah, tolonglah, tolonglah, selamatkan kami dari api neraka wahai Tuhanku).

JAWSYAN KABIR (1001 ASMA ALLAH)
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ allôhu, yâ rohmânu, yâ rohîmu, yâ karîmu, yâ muqîmu, yâ ‘azhîmu, yâ qodîmu, yâ ‘alîmu, yâ halîmu, yâ hakîmu. (1)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: wahai Allah, wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Kokoh, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Terdahulu, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Santun, wahai Yang Maha Bijaksana.
yâ sayyidas sâdât, yâ mujîbad da’awât, yâ rôfi’ad darojât, yâ waliyyal hasanât, yâ ghôfirol khothî`ât, yâ mu’thiyal mas`alât, yâ qôbilat tawbât, yâ sâmi’al ashwât, yâ ‘âlimal khofiyyât, yâ dâfi’al baliyyât. (2)
Wahai Tuan semua tuan, wahai Yang Menjawab semua doa, wahai Yang Meninggikan semua derajat, wahai Yang Memiliki semua kebaikan, wahai Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Memberi semua permintaan, wahai Yang Menerima semua taubat, wahai Yang Mendengar semua suara, wahai Yang Mengetahui semua yang tersembunyi, wahai Yang Menolak bala-bencana.
yâ khoyrol ghôfirîn, yâ khoyrol fâtihîn, yâ khoyron nâshirîn, yâ khoyrol hâkimîn, yâ khoyror rôziqîn, yâ khoyrol wâritsîn, yâ khoyrol hâmidîn, yâ khoyrodz dzâkirîn, yâ khoyrol munzilîn, yâ khoyrol muhsinîn. (3)
Wahai Yang Terbaik dari semua yang mengampuni, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi kemenangan, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi pertolongan, wahai Yang Terbaik dari semua yang menghakimi, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi rizki, wahai Yang Terbaik dari semua yang mewarisi, wahai Yang Terbaik dari semua yang memuji, wahai Yang Terbaik dari semua yang mengingat, wahai Yang Terbaik dari semua yang menurunkan sesuatu, wahai Yang Terbaik dari semua yang berbuat kebaikan.
yâ man lahul ‘izzatu wal jamâl, yâ man lahul qudrotu wal kamâl, yâ man lahul mulku wal jalâl, yâ man huwal kabîrul muta’âl, yâ munsyi`as sahâbits tsiqôl, yâ man huwa syadîdul mihâl, yâ man huwa sarî’ul hisâb, yâ man huwa syadîdul ‘iqôb, yâ man ‘indahû husnuts tsawâb, yâ man ‘indahû ummul kitâb. (4)
Wahai Yang bagi-Nyalah keperkasaan dan keindahan, wahai Yang bagi-Nyalah kekuasaan dan kesempurnaan, wahai Yang bagi-Nyalah kerajaan dan keagungan, wahai Dialah Yang Maha Besar lagi ditinggikan, wahai Yang Mengadakan awan yang bermuatan, wahai Dialah Yang Maha Keras tipu daya-Nya, wahai Dialah Yang Maha Cepat perhitungan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Keras hukuman-Nya, wahai Yang disisi-Nyalah pahala yang baik, wahai Yang disisi-Nyalah Induk Kitab.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ hannânu, yâ mannânu, yâ dayyânu, yâ burhânu, yâ sulthônu, yâ ridhwânu, yâ ghufrônu, yâ subhânu, yâ musta’ânu, yâ dzal manni wal bayân. (5)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: wahai Sang Pengasih, wahai Sang Pemurah, wahai Sang Pemenang, wahai Sang Pembukti, wahai Sang Sultan, wahai Yang Suka Meridhoi, wahai Yang Suka Mengampuni, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Dimintai pertolongan, wahai Sang Pemilik kemurahan dan penjelasan.
yâ man tawâdho’a kullu syay`in li’azhomatihi, yâ manistaslama kullu syay`in liqudrotihi, yâ man dzalla kullu syay`in li’izzatihi, yâ man khodho’a kullu syay`in lihaybatihi, yâ maninqôda kullu syay`in min khosy-yatihi, yâ man tasyaqqoqotil jibâlu min makhôfatihi, yâ man qômatis samâwâtu bi-amrihi, yâ manistaqorrotil ardhûna bi-idznihi, yâ man yusabbihur ro’du bihamdihi, yâ man lâ ya’tadî ‘alâ ahli mamlakatihi. (6)
Wahai Yang segala sesuatu tunduk dalam keagungan-Nya, wahai Yang segala sesuatu pasrah dalam kekuasaan-Nya, wahai Yang segala sesuatu takluk dalam keperkasaan-Nya, wahai Yang segala sesuatu merendah dalam kehebatan-Nya, wahai Yang segala sesuatu merunduk karena takut kepada-Nya, wahai Yang semua gunung terbelah karena takut kepada-Nya, wahai Yang semua langit tegak dengan perintah-Nya, wahai Yang semua bumi terhampar dengan izin-Nya, wahai Yang petir bertasbih dengan puji-pujian-Nya, wahai Yang tidak menzalimi penghuni kerajaan-Nya.
yâ ghôfirol khothôyâ, yâ kâsyifal balâyâ, yâ muntahar rojâyâ, yâ mujzilal ‘athôyâ, yâ wâhibal hadâyâ, yâ rôziqol barôyâ, yâ qôdhiyal manâyâ, yâ sâmi’asy syakâyâ, yâ bâ’itsal barôyâ, yâ muthliqol usâro. (7)
Wahai Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Menghilangkan segala bala’-bencana, wahai Yang Akhir dari semua harapan, wahai Yang Melimpahkan pemberian, wahai Yang Mencurahkan semua karunia, wahai Yang Pemberi rizki semua makhluk, wahai Yang Menunaikan semua harapan, wahai Yang Mendengar semua pengaduan, wahai Yang Membangkitkan manusia, wahai Yang Membebaskan semua tawanan.
yâ dzal hamdi wats tsanâ`i, yâ dzal fakhri wal bahâ`i, yâ dzal majdi was sanâ`i, yâ dzal ‘ahdi wal wafâ`i, yâ dzal ‘afwi war ridhô`i, yâ dzal manni wal ‘athô`i, yâ dzal fadhli wal qodhô`i, yâ dzal ‘izzi wal baqô`i, yâ dzal jûdi was sakhô`i, yâ dzal âlâ`i wan na’mâ`i. (8)
Wahai Yang Memiliki segala puja dan puji, wahai Yang Memiliki keagungan dan kebesaran, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan cahaya, wahai Yang Memiliki janji dan kesetian, wahai Yang Memiliki pengampuan dan ridha, wahai Yang Memiliki karunia dan pemberian, wahai Yang Memiliki keutamaan dan ketentuan, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan keabadian, wahai Yang Memiliki kedermawanan dan kasih sayang, wahai Yang Memiliki semua karunia dan kenikmatan.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mâni’u, yâ dâfi’u, yâ rôfi’u, yâ shôni’u, yâ nâfi’u, yâ sâmi’u, yâ jâmi’u, yâ syâfi’u, yâ wâsi’u, yâ mûsi’u. (9)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pencegah, wahai Sang Pemenang, wahai Sang Pengangkat, wahai Sang Pembuat, wahai Sang Pemberi manfaat, wahai Sang Pendengar, wahai Sang Pengumpul, wahai Sang Penolong, wahai Sang Pengluas, wahai Sang Pemberi keluasan.
yâ shôni’a kulli mashnû’in, yâ khôliqo kulli makhlûqin, yâ rôziqo kulli marzûqin, yâ mâlika kulli mamlûkin, yâ kâsyifa kulli makrûbin, yâ fârija kulli mahmûmin, yâ rôhima kulli marhûmin, yâ nâshiro kulli makhdzûlin, yâ sâtiro kulli ma’yûbin, yâ malja`a kulli mathrûdin. (10)
Wahai Sang Pembuat semua yang dibuat, wahai Sang Pencipta semua yang dicipta, wahai Sang Pemberi semua yang diberikan, wahai Sang Pemilik semua yang dimiliki, wahai Sang Penghapus semua yang terbebani, wahai Yang Melonggarkan semua duka, wahai Sang Penyayang semua yang disayang, wahai Sang Penolong semua yang terlantar, wahai Sang Penutup semua yang tercela, wahai Tempat berlindung semua yang terusir.
yâ ‘uddatiy ‘inda siddatî, yâ rojâ`î ‘inda mushîbatî, yâ mû`nisî ‘inda wakhsyatî, yâ shôhibî ‘inda ghurbatî, yâ waliyyî ‘inda ni’matî, yâ ghiyâtsî ‘inda kurbatî, yâ dalîlî ‘inda hayrotî, yâ ghonâ`î ‘indaftiqôrî, yâ malja`î indadhthirôrî, yâ mu’înî ‘inda mafza’î. (11)
Wahai Pembelaku dalam kesulitanku, wahai Harapanku dalam musibahku, wahai Penghiburku dalam kesepianku, wahai Sahabatku dalam keterasinganku, wahai kekasihku dalam nikmatku, wahai Penolongku dalam kesusahanku, wahai Pembimbingku dalam kebingunganku, wahai Kekayaanku dalam kefakiranku, wahai Sandaranku dalam kesengsaraanku, wahai Penolongku dalam pencarian perlindunganku.
yâ ‘allâmal ghuyûb, yâ ghoffârodz dzunûb, yâ sattârol ‘uyûb, yâ kâsyifal kurûb, yâ muqollibal qulûb, yâ thobîbal qulûb, yâ munawwirol qulûb, yâ anîsal qulûb, yâ mufarrijal humûm, yâ munaffisal ghumûm. (12)
Wahai Yang Mengetahui semua keghaiban, wahai Yang Mengampuni dosa-dosa, wahai Yang Menutupi aib-aib, wahai Yang Menghilangkan beban-derita, wahai Yang Membolak-balikkan hati, wahai Sang dokter semua hati, wahai Yang Menerangi semua hati, wahai Yang Melembutkan semua hati, wahai Yang Menyingkapkan semua kesedihan, wahai Yang membuka tabir kegelapan.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ jalîlu, yâ jamîlu, yâ wakîlu, yâ kafîlu, yâ dalîlu, yâ qobîlu, yâ mudîlu, yâ munîlu, yâ muqîlu, yâ muhîlu. (13)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Indah, wahai Yang Maha Mewakili, wahai Sang Penjamin, wahai Sang Penuntun, wahai Sang Penerima, wahai Sang Pemenang, wahai Sang Pemberi, wahai Sang Pembangkit, wahai Sang Pengubah.
yâ dalîlal mutahayyirîn, yâ ghiyâtsal mustaghîtsîn, yâ shorîkhol mustashrihîn, yâ jârol mustajîrîn, yâ amânal khô`ifîn, yâ ‘awnal mu`minîn, yâ rôhimal masâkîn, yâ malja`al ‘âshîn, yâ ghôfirol mudznibîn, yâ mujîba da’watil mudhthorrîn. (14)
Wahai Yang Menuntun orang-orang yang bingung, wahai Yang Menolong orang-orang yang minta pertolongan, wahai Yang Menjawab orang-orang yang minta bantuan, wahai Yang Melindungi orang-orang yang minta perlindungan, wahai Yang Mengamankan orang-orang yang ketakutan, wahai Yang Menolong orang-orang beriman, wahai Yang Menyayangi orang-orang miskin, wahai tempat berlindung orang-orang yang bermaksiat, wahai Yang Mengampuni orang-orang yang berdosa, wahai Yang Menjawab doa orang-orang yang sengsara.
yâ dzal jûdi wal ihsâni, yâ dzal fadhli wal imtinâni, yâ dzal amni wal amâni, yâ dzal qudsi was sub-hâni, yâ dzal hikmati wal bayâni, yâ dzar rohmati war ridhwâni, yâ dzal hujjati wal burhâni, yâ dzal ‘azhomati was sulthôni, yâ dzar ro`fati wal musta’âni, yâ dzal ‘afwi wal ghufrôni. (15)
Wahai Yang Memiliki kedermawanan kebaikan, wahai Yang Memiliki karunia dan anugerah, wahai Yang Memiliki keamanan dan pengamanan, wahai Yang Memiliki kesucian dan kesempurnaan, wahai Yang Memiliki hikmah dan penjelasan, wahai Yang Memiliki rahmat dan keridhaan, wahai Yang Memiliki argumen dan penjelasan, wahai Yang Memiliki keagungan dan kekuasaan, wahai Yang Memiliki kasih-sayang dan pertolongan, wahai Yang Memiliki maaf dan pengampunan.
yâ man huwa robbu kulli syay`in, yâ man huwa ilâhu kulli syay`in, yâ man huwa khôliqu kulli syay`in, yâ man huwa shôni’u kulli syay`in, yâ man huwa qobla kulli syay`in, yâ man huwa ba’da kulli syay`in, yâ man huwa fawqo kulli syay`in, yâ man huwa ‘âlimun bikulli syay`in, yâ man huwa qôdirun ‘alâ kulli syay`in, yâ man huwa yabqô wa yafnâ kullu syay`in. (16)
Wahai Dialah Pengatur segala sesuatu, wahai Dialah Tuhan segala sesuatu, wahai Dialah Pencipta segala sesuatu, wahai Dialah Pembuat segala sesuatu, wahai Dialah Yang ada sebelum segala sesuatu, wahai Dialah Yang ada sesudah segala sesuatu, wahai Dialah Yang diatas segala sesuatu, wahai Dialah Yang Mengetahui segala sesuatu, wahai Dialah Yang Berkuasa atas segala sesuatu, wahai Dialah Yang Kekal setelah musnah segala sesuatu.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mu`minu, yâ muhayminu, yâ mukawwinu, yâ mulaqqinu, yâ mubayyinu, yâ muhawwinu, yâ mumakkinu, yâ muzayyinu, yâ mu’linu, yâ muqossimu. (17)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memberi rasa aman, wahai Yang Maha Mencinta, wahai Yang Maha Menyusun, wahai Yang Maha Membimbing, wahai Yang Maha Menjelaskan, wahai Yang Maha Memudahkan, wahai Yang Maha Mengokohkan, wahai Yang Maha Menghias, wahai Yang Maha Membentuk, wahai Yang Maha Membagi.
yâ man huwa fî mulkihi muqîmun, yâ man huwa fî sulthônihi qodîmun, yâ man huwa fî jalâlihi ‘azhîmun, yâ man huwa ‘alâ ‘ibâdihi rohîmun, yâ man huwa bikulli syay`in ‘alîmun, yâ man huwa biman ‘ashôhû halîmun, yâ man huwa biman rojâhû karîmun, yâ man huwa fî shun’ihi hakîmun, yâ man huwa fî hikmatihi lathîfun, yâ man huwa fî luthfihi qodîmun. (18)
Wahai Dialah Yang Kekal dalam kerajaan-Nya, wahai Dialah Yang Terdahulu dalam kekuasaan-Nya, wahai Dialah Yang Agung dalam kebesaran-Nya, wahai Dialah Yang Penyayang kepada semua hamba-Nya, wahai Dialah Yang Mengetahui segala sesuatu, wahai Dialah Yang (tetap) Menyantuni orang-orang yang mendurhakai-Nya, wahai Dialah Yang Dermawan kepada orang yang berharap kepada-Nya, wahai Dialah Yang Bijaksana dalam ciptaan-Nya, wahai Dialah Yang Lembut dalam kebijaksanaan-Nya, wahai Dialah Yang Terdahulu dalam kelembutan-Nya.
yâ man lâ yurjâ illâ fadhluhu, yâ man lâ yus`alu illâ ‘afwuhu, yâ man lâ yunzhoru illâ birruhu, yâ man lâ yukhôfu illâ ‘adluhu, yâ man lâ yadûmu illâ mulkuhu, yâ man lâ sulthôna illâ sulthônuhu, yâ man wasi’at kulla syay`in rohmatuhu, yâ man sabaqot rohmatuhû ghodhobahu, yâ man ahâtho bikulli syay`in ‘ilmuhu, yâ man laysa ahadun mitslahu. (19)
Wahai Yang tidak diharapkan kecuali karunia-Nya, wahai Yang tidak dimohon kecuali maaf-Nya, wahai Yang tidak dipandang kecuali kebaikan-Nya, wahai Yang tidak ditakuti kecuali keadilan-Nya, wahai Yang tidak ada yang abadi kecuali kerajaan-Nya, wahai Yang tidak ada kekuasaan kecuali kekuasaan-Nya, wahai Yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, wahai Yang rahmat-Nya mendahului murka-Nya, wahai Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, wahai Yang tak ada seorangpun yang menyerupai-Nya.
yâ fârijal hammi, yâ kâsyifal ghommi, yâ ghôfirodz dzanbi, yâ qôbilat tawbi, yâ khôliqol kholqi, yâ shôdiqol wa’di, yâ mûfiyal ‘ahdi, yâ ‘âlimas sirri, yâ fâliqol habbi, yâ rôziqol anâmi. (20)
Wahai Yang Membahagiakan duka, wahai Yang Menghilangkan derita, wahai Yang Mengampuni dosa, wahai Yang Menerima taubat, wahai Yang Mencipta makhluk, wahai Yang Menepati janji, wahai Yang Memenuhi janji, wahai Yang Mengetahui rahasia, wahai Yang Membelah benih, wahai Yang Memberi rizki makhluk hidup.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ‘aliyyu, yâ wafiyyu, yâ ghoniyyu, yâ maliyyu, yâ hafiyyu, yâ rodhiyyu, yâ zakiyyu, yâ badiyyu, yâ qowiyyu, yâ waliyyu. (21)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Menepati, wahai Yang Maha Kaya, wahai Yang Maha Memenuhi, wahai Yang Maha Setia, wahai Yang Maha Meridhoi, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Maha Tampak, wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Memimpin.
yâ man azh-harol jamîl, yâ man satarol qobîh, yâ man lam yu`âkhidz bil-jarîroh, yâ man lam yahtikis sitro, yâ ‘azhîmal ‘afwi, yâ hasanat tajâwuz, yâ wâsi’al maghfiroh, yâ bâsithol yadayni birrohmah, yâ shôhiba kulli najwa, yâ muntahâ kulli syakwa. (22)
Wahai Yang Menampakkan keindahan, wahai Yang Menutupi keburukan, wahai Yang tidak (lekas) menghukum yang salah, wahai Yang tidak mengoyak tabir, wahai Yang Amat besar maaf-Nya, wahai Yang Maha Baik dan Bijaksana, wahai Yang Maha Luas ampunan-Nya, wahai Yang Membentangkan kekuasaan dengan kasih sayang, wahai Pemilik segala bisik-rahasia, wahai Tujuan akhir dari segala pengaduan.
yâ dzan ni’matis sâbighoh, yâ dzar rohmatil wâsi’ah, yâ dzal minnatis sâbiqoh, yâ dzal hikmatil bâlighoh, yâ dzal qudrotil kâmilah, yâ dzal hujjatil qôthi’ah, yâ dzal karômatizh zhôhiroh, yâ dzal ‘izzatid dâ`imah, yâ dzal quwwatil matînah, yâ dzal ‘azhomatil manî’ah. (23)
Wahai Sang Pemilik nikmat yang sempurna, wahai Sang Pemilik kasih yang luas, wahai Sang Pemilik anugerah yang terdahulu, wahai Sang Pemilik kebijaksanaan yang paripurna, wahai Sang Pemilik kekuasaan yang sempurna, wahai Sang Pemilik bukti yang mematikan, wahai Sang Pemilik kemuliaan yang nyata, wahai Sang Pemilik keperkasaan yang abadi, wahai Sang Pemilik kekuatan yang kokoh, wahai Sang Pemilik keagungan yang tak terkalahkan.
yâ badî’as samâwât, yâ jâ’ilazh zhulumât, yâ rôhimal ‘abarôt, yâ muqîlal ‘atsarôt, yâ sâtirol ‘awrôt, yâ muhyiyal amwât, yâ munzilal âyât, yâ mudho’’ifal hasanât, yâ mâhiyas sayyi`ât, yâ syadîdan naqimât. (24)
Wahai Yang Memulai penciptaan langit, wahai Yang Menjadikan kegelapan, wahai Yang Menyayangi orang-orang yang mencucurkan air mata, wahai Yang Memaafkan kesalahan, wahai Yang Menutupi perkara-perkara yang memalukan, wahai Yang Menghidupkan apapun yang mati, wahai Yang Menurunkan ayat-ayat (tanda-tanda), wahai Yang Melipatgandakan kebaikan, wahai Yang Menghapus keburukan, wahai Yang sangat keras siksa-Nya.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mushowwiru, yâ muqoddiru, yâ mudabbiru, yâ muthohhiru, yâ munawwiru, yâ muyassiru, yâ mubasysyiru, yâ mundziru, yâ muqoddimu, yâ mu`akhkhiru. (25)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Membentuk, wahai Yang Menentukan, wahai Yang Mengatur, wahai Yang Membersihkan, wahai Yang Menerangi, wahai Yang Memudahkan, wahai Yang Mengabarkan kegembiraan, wahai Yang Memperingatkan, wahai Yang Mendahului, wahai Yang Mengakhiri.
yâ robbal baytil harôm, yâ robbasy syahril harôm, yâ robbal baladil harôm, yâ robbar rukni wal maqôm, yâ robbal masy’aril harôm, yâ robbal masjidil harôm, yâ robbal hilli wal-harôm, yâ robban nûri wazh zholâm, yâ robbat tahiyyati was salâm, yâ robbal qudroti fil anâm. (26)
Wahai Tuhan Pemilik rumah yang suci, wahai Tuhan Pemilik bulan yang suci, wahai Tuhan Pemilik negeri yang suci, wahai Tuhan Pemilik rukun (Yamani) dan maqam (Ibrahim), wahai Tuhan Pemilik Masy’aril haram, wahai Tuhan Pemilik Masjidil Haram, wahai Tuhan Pemilik halal dan haram, wahai Tuhan Pemilik cahaya dan kegelapan, wahai Tuhan Yang Memberi kedamaian dan keselamatan, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua makhluk-Nya.
yâ ahkamal hâkimîn, yâ a’dalal ‘âdilîn, yâ ashdaqosh shôdiqîn, yâ ath-haroth thôhirîn, yâ ahsanal khôliqîn, yâ asro’al hâsibîn, yâ asma’as sâmi’în, yâ abshoron nâzhirîn, yâ asyfa’asy syâfi’în, yâ akromal akromîn. (27)
Wahai Yang Paling Bijaksana dari semua yang bijaksana, wahai Yang Paling Adil dari semua yang adil, wahai Yang Paling Benar dari semua yang benar, wahai Yang Paling Bersih dari semua yang bersih, wahai Yang Paling Indah penciptaan-Nya, wahai Yang Paling Cepat perhitungan-Nya, wahai Yang Paling Mendengar dari semua yang mendengar, wahai Yang Paling Melihat dari semua yang memperhatikan, wahai Yang Paling Membela dari semua yang membela, wahai Yang Paling Mulia dari semua yang mulia.
yâ ‘imâda man lâ ‘imâda lahu, yâ sanada man lâ sanada lahu, yâ dzukhro man lâ dzukhro lahu, yâ hirza man lâ hirza lahu, yâ ghiyâtsa man lâ ghiyâtsa lahu, yâ fakhro man lâ fakhro lahu, yâ ‘izza man lâ ‘izza lahu, yâ mu’îna man lâ mu’îna lahu, yâ anîsa man lâ anîsa lahu, yâ amâna man lâ amâna lahu. (28)
Wahai Tiang Yang tak butuh tiang bagiNya, wahai Sandaran Yang tak butuh sandaran bagiNya, wahai Simpanan Yak tak butuh simpanan bagiNya, wahai Pelindung Yang tak butuh perlindungan bagiNya, wahai Penolong Yang tak butuh pertolongan bagiNya, wahai Kebanggaan Yang tak butuh kebanggaan bagiNya, wahai Kemuliaan Yang tak butuh kemuliaan bagiNya, wahai Penolong Yang tak butuh pertolongan bagiNya, wahai Penghibur Yang tak butuh penghibur bagiNya, wahai Keamanan Yang tak butuh keamanan bagiNya.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ‘âshimu, yâ qô`imu, yâ dâ`imu, yâ rôhimu, yâ sâlimu, yâ hâkimu, yâ ‘âlimu, yâ qôsimu, yâ qôbidhu, yâ bâsithu. (29)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Penjaga, wahai Sang Pengawas, wahai Yang Kekal, wahai Sang Penyayang, wahai Sang Penyelamat, wahai Sang Hakim, wahai Sang Pengabar, wahai Sang Pembagi, wahai Sang Penggenggam, wahai Sang Pembentang.
yâ ‘âshima manista’shomahu, yâ rôhima manistarhamahu, yâ ghôfiro manistaghfarohu, yâ nâshiro manistanshorohu, yâ hâfizho manistahfazhohu, yâ mukrima manistakromahu, yâ mursyida manistarsyadahu, yâ shorîkho manistashrokhohu, yâ mu’îna manista’ânahu, yâ mughîtsa manistaghôtsahu. (30)
Wahai Pelindung bagi yang memohon perlindungan-Nya, wahai Pengasih bagi yang memohon kasih-sayang-Nya, wahai Pengampun bagi yang memohon pengampunan-Nya, wahai Penolong bagi yang memohon pertolongan-Nya, wahai Penjaga bagi yang memohon penjagaan-Nya, wahai Yang Memuliakan bagi yang memohon kemuliaan-Nya, wahai Pembimbing bagi yang memohon bimbingan-Nya, wahai Penolong bagi yang menjerit memohon pertolongan-Nya, wahai Yang Membantu bagi yang memohon bantuan-Nya, wahai Pencurah bagi yang memohon curahan-Nya.
yâ ‘azîzan lâ yudhôm, yâ lathîfan lâ yurôm, yâ qoyyûman lâ yanâm, yâ dâ`iman lâ yafût, yâ hayyan lâ yamût, yâ malikan lâ yazûl, yâ bâqiyan lâ yafnâ, yâ ‘âliman lâ yajhal, yâ shomadan lâ yuth’am, yâ qowiyyan lâ yadh’uf. (31)
Wahai Yang Maha Mulia tak pernah terhinakan, wahai Yang Maha Lembut tak pernah hancur, wahai Yang Maha Mengawasi tak pernah tidur, wahai Yang Abadi tak pernah punah, wahai Yang Hidup tak pernah mati, wahai Yang Maha Kuasa tak pernah binasa, wahai Yang Maha Kekal tak pernah fana’, wahai Yang Maha Mengetahui tak pernah bodoh, wahai Tempat bergantung yang tak pernah membutuhkan makan, wahai Yang Maha kuat tak pernah terlemahkan.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ahadu, yâ wâhidu, yâ syâhidu, yâ mâjidu, yâ hâmidu, yâ rôsyidu, yâ bâ’itsu, yâ wâritsu, yâ dhôrru, yâ nâfi’u. (32)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Tunggal, wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Maha Menyaksikan, wahai Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha Memuji, wahai Yang Maha Membimbing (kepada kebenaran), wahai Yang Maha Membangkitkan, wahai Yang Maha Mewariskan, wahai Yang Maha Memberi bahaya, wahai Yang Maha Memberi kemanfaatan.
yâ a’zhoma min kulli ‘azhîmin, yâ akroma min kulli karîmin, yâ arhama min kulli rohîmin, yâ a’lama min kulli ‘alîmin, yâ ahkama min kulli hakîmin, yâ aqdama min kulli qodîmin, yâ akbaro min kulli kabîrin, yâ althofa min kulli lathîfin, yâ ajalla min kulli jalîlin, yâ a’azza min kulli ‘azîzin. (33)
Wahai Yang Paling Agung dari segala yang teragung, wahai Yang Paling Mulia dari segala yang termulia, wahai Yang Paling Penyayang dari segala yang penyayang, wahai Yang Paling Mengetahui dari segala yang mengetahui, wahai Yang Paling Bijaksana dari segala yang bijaksana, wahai Yang Paling Terdahulu dari segala yang terdahulu, wahai Yang Paling Besar dari segala yang terbesar, wahai Yang Paling Lembut dari segala yang terlembut, wahai Yang Paling Hebat dari segala yang hebat, wahai Yang Paling Perkasa dari segala yang perkasa.
yâ karîmash shof-hi, yâ ‘azhîmal manni, yâ katsîrol khoyri, yâ qodîmal fadhli, yâ dâ`imal luthfi, yâ lathîfash shun’iy, yâ munaffisal karbi, yâ kâsyifadh dhurri, yâ mâlikal mulki, yâ qôdhiyal haqqi. (34)
Wahai Yang Mulia ampunan-Nya, wahai Yang Agung karunia-Nya, wahai Yang Banyak kebaikan-Nya, wahai Yang Terdahulu keutamaan-Nya, wahai Yang Langgeng kelembutan-Nya, wahai Yang Lembut perbuatan-Nya, wahai Yang Meringankan kedukaan, wahai Yang Melenyapkan bahaya, wahai Sang Raja Diraja, wahai Yang Menentukan kebenaran.
yâ man huwa fî ‘ahdihi wafiyyun, yâ man huwa fî wafâ`ihi qowiyyun, yâ man huwa fî quwwatihi ‘aliyyun, yâ man huwa fî ‘uluwwihi qorîbun, yâ man huwa fî qurbihi lathîfun, yâ man huwa fî luthfihi syarîfun, yâ man huwa fî syarofihi ‘azîzun, yâ man huwa fî ‘izzihi ‘azhîmun, yâ man huwa fî ‘azhomatihi majîdun, yâ man huwa fî majdihi hamîdun. (35)
Wahai Dialah Yang Menepati janji-Nya, wahai Dialah Yang Kuat dalam menepati janji-Nya, wahai Dialah Yang Maha Tinggi kekuatan-Nya, wahai Dialah Yang Dekat ketinggian-Nya, wahai Dialah Yang Maha Lembut kedekatan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Mulia kelembutan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Perkasa kemuliaan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Agung keperkasaan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Luhur keagungan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Terpuji keluhuran-Nya.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ kâfî, yâ syâfî, yâ wâfî, yâ mu’âfî, yâ hâdî, yâ dâ’î, yâ qôdhî, yâ rôdhî, yâ ‘âlî, yâ bâqî. [36]
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Mencukupi, wahai Yang Maha Menyembuhkan, wahai Yang Maha Memenuhi janji, wahai Yang Maha Memaafkan, wahai Yang Maha Memberi petunjuk, wahai Yang Maha Menyeru, wahai Yang Maha Menentukan, wahai Yang Maha Meridhoi, wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Kekal.
yâ man kullu syay`in khôdhi’un lahu, yâ man kullu syay`in khôsyi’un lahu, yâ man kullu syay`in kâ`inun lahu, yâ man kullu syay`in mawjûdun bihi, yâ man kullu syay`in munîbun ilayhi, yâ man kullu syay`in khô`ifun minhu, yâ man kullu syay`in qô`imun bihi, yâ man kullu syay`in shô`irun ilayhi, yâ man kullu syay`in yusabbihu bihamdihi, yâ man kullu syay`in hâlikun illâ wajhahu. [37]
Wahai Yang segala sesuatu takluk kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu tunduk kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu ada karena-Nya, wahai Yang segala sesuatu wujud dengan-Nya, wahai Yang segala sesuatu kembali kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu takut oleh-Nya, wahai Yang segala sesuatu tegak dengan-Nya, wahai Yang segala sesuatu menuju kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu bertasbih memuji-Nya, wahai Yang segala sesuatu musnah kecuali  Wajah (Dzat)-Nya.
yâ man lâ mafarro illâ ilayhi, yâ man lâ mafza’a illâ ilayhi, yâ man lâ maqshoda illâ ilayhi, yâ man lâ manjâ minhû illâ ilayhi, yâ man lâ yurghobu illâ ilayhi, yâ man lâ hawla walâ quwwata illâ bihi, yâ man lâ yusta’ânu illâ bihi, yâ man lâ yutawakkalu illâ ‘alayhi, yâ man lâ yurjâ illâ huwa, yâ man lâ yu’badu illâ huwa. [38]
Wahai Yang tiada tempat berlari kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada tempat berlindung kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada tempat yang dituju kecuali pada-Nya, wahai Yang tiada diselamatkan kecuali oleh-Nya, wahai Yang tiada diinginkan kecuali Dia, wahai Yang tiada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya, wahai Yang tiada dimohon pertolongan kecuali Dia, wahai Yang tiada tempat berserah diri kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada diharapkan kecuali Dia, wahai Yang tiada disembah kecuali Dia.
yâ khoyrol marhûbîn, yâ khoyrol marghûbîn, yâ khoyrol mathlûbîn, yâ khoyrol mas`ûlîn, yâ khoyrol maqshûdîn, yâ khoyrol madzkûrîn, yâ khoyrol masykûrîn, yâ khoyrol mahbûbîn, yâ khoyrol mad’uwwîn, yâ khoyrol musta`nisîn. [39]
Wahai Sebaik-baik dari semua yang diharapkan, wahai Sebaik-baik dari semua yang diinginkan, wahai Sebaik-baik dari semua yang dicari, wahai Sebaik-baik dari semua yang dimintai, wahai Sebaik-baik dari semua yang dimaksud, wahai Sebaik-baik dari semua yang diingat, wahai Sebaik-baik dari semua yang disyukuri, wahai Sebaik-baik dari semua yang dicintai, wahai Sebaik-baik dari semua yang diseru, wahai Sebaik-baik dari semua yang disukai.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ghôfiru, yâ sâtiru, yâ qôdiru, yâ qôhiru, yâ fâthiru, yâ kâsiru, yâ jâbiru, yâ dzâkiru, yâ nâzhiru, yâ nâshiru. [40]
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pengampun, wahai Sang Penutup, wahai Sang Penentu, wahai Sang Penakluk, wahai Sang Pencipta, wahai Sang Pemecah, wahai Sang Penghimpun kembali, wahai Sang Penyebut, wahai Sang Pemirsa, wahai Sang Penolong.
yâ man kholaqo fasawwâ, yâ man qoddaro fahadâ, yâ man yaksyiful balwâ, yâ man yasma’un najwâ, yâ man yunqidzul ghorqô, yâ man yunjil halkâ, yâ man yasyfil mardhô, yâ man adh-haka wa abkâ, yâ man amâta wa ahyâ, yâ man kholaqoz zawjaynidz dzakaro wal untsâ. [41]
Wahai Yang Menciptakan lalu Menyempurnakan, wahai Yang Mentakdirkan lalu memberi petunjuk, wahai Yang Menghilangkan bala’, wahai Yang Mendengar semua rintihan, wahai Yang Menyelamatkan yang tenggelam, wahai Yang Menyelamatkan yang binasa, wahai Yang Menyembuhkan yang sakit, wahai Yang Membuat tertawa dan menangis, wahai Yang Mematikan dan Menghidupkan, wahai Yang Menciptakan berpasangan laki-laki dan perempuan.
yâ man fil barri wal bahri sabîluhu, yâ man fil âfâqi âyâtuhu, yâ man fil âyâti burhânuhu, yâ man fil mamâti qudrotuhu, yâ man fil qubûri ‘ibrotuhu, yâ man fin nâri ‘iqôbuhu, yâ man fil mîzâni qodhô`uhu, yâ man fil jannati tsawâbuhu, yâ man fil qiyâmati mulkuhu, yâ man fil hisâbi haybatuhu. [42]
Wahai Yang jalan-Nya ada di darat dan di laut, wahai Yang tanda-tanda-Nya di ufuk-ufuk langit, wahai Yang pembuktian-Nya ada didalam tanda-tanda, wahai Yang kepastian-Nya ada didalam kematian-kematian, wahai Yang pelajaran-Nya ada didalam kubur-kubur, wahai Yang kerajaan-Nya ada di hari kiamat, wahai Yang kehabatan-Nya ada didalam perhitungan amal, wahai Yang ketentuan-Nya ada didalam neraca, wahai Yang imbalan-Nya ada di surga, wahai Yang hukuman-Nya ada di neraka.
yâ man ilayhi yahrabul khô`ifûn, yâ man ilayhi yafza’ul mudznibûn, yâ man ilayhi yaqshidul munîbûn, yâ man ilayhi yarghobuz zâhidûn, yâ man ilayhi yalja`ul mutahayyirûn, yâ man bihi yasta`nisul murîdûn, yâ man bihi yaftahirul muhibbûn, yâ man fî ‘afwihi yathma’ul khôthi`ûn, yâ man ilayhi yaskunul mûqinûn, yâ man ‘alayhi yatawakkalul mutawakkilûn. (43)
Wahai Yang kepada-Nyalah larinya orang-orang yang takut, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang berdosa berharap, wahai Yang kepada-Nyalah tujuan orang-orang yang kembali, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang meninggalkan dunia berpaling, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang bingung mencari perlindungan, wahai Yang dengan-Nyalah para pencari memesrakan diri, wahai Yang dengan-Nyalah para pecinta membesarkan hati, wahai Yang dalam ampunan-Nya para pendosa berharap, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang yakin bermukim, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang tawakal berserah diri.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ habîbu, yâ thobîbu, yâ qorîbu, yâ roqîbu, yâ hasîbu, yâ muhîbu, yâ mutsîbu, yâ mujîbu, yâ khobîru, yâ bashîru. (44)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Kekasih, wahai Sang Penyembuh, wahai Sang Dekat, wahai Sang Pengawas, wahai Sang Penghitung, wahai Sang Pemberi, wahai Sang Pengajar, wahai Sang Pengabul, wahai Sang Maha Mengetahui, wahai Sang Maha Melihat.
yâ aqroba min kulli qorîbin, yâ ahabba min kulli habîbin, yâ abshoro min kulli bashîrin, yâ akhbaro min kulli khobîrin, yâ asyrofa min kulli syarîfin, yâ arfa’a min kulli rofî’in, yâ aqwâ min kulli qowiyyin, yâ aghnâ min kulli ghoniyyin, yâ ajwada min kulli jawâdin, yâ ar`afa min kulli ro`ûfin. (45)
Wahai Yang Paling Dekat dari segala yang terdekat, wahai Yang Paling Mencintai dari segala yang mencintai, wahai Yang Paling Melihat dari segala yang melihat, wahai Yang Paling Mengetahui dari segala yang mengetahui, wahai Yang Paling Mulia dari segala yang termulia, wahai Yang Paling Tinggi dari segala yang tertinggi, wahai Yang Paling Kuat dari segala yang terkuat, wahai Yang Paling Kaya dari segala yang terkaya, wahai Yang Paling Dermawan dari segala yang dermawan, wahai Yang Paling Penyantun dari segala yang penyantun.
yâ ghôliban ghoyro maghlûbin, yâ shôni’an ghoyro mashnû’in, yâ khôliqon ghoyro makhlûqin, yâ mâlikan ghoyro mamlûkin, yâ qôhiron ghoyro maqhûrin, yâ rôfi’an ghoyro marfû’in, yâ hâfizhon ghoyro mahfûzhin, yâ nâshiron ghoyro manshûrin, yâ syâhidan ghoyro ghô`ibin, yâ qorîban ghoyro ba’îdin. (46)
Wahai Yang Mengalahkan tanpa pernah dikalahkan, wahai Yang Menjadikan tanpa pernah dijadikan, wahai Yang Menciptakan tanpa pernah diciptakan, wahai Yang Memiliki tanpa pernah dimiliki, wahai Yang Menundukkan tanpa pernah ditundukkan, wahai Yang Mengangkat tanpa pernah diangkat, wahai Yang Menjaga tanpa pernah dijaga, wahai Yang Menolong tanpa pernah ditolong, wahai Yang Menyaksikan tanpa pernah tak melihat, wahai Yang Dekat tanpa pernah jauh.
yâ nûron nûr, yâ munawwiron nûr, yâ khôliqon nûr, yâ mudabbiron nûr, yâ muqoddiron nûr, yâ nûro kulli nûri, yâ nûron qobla kulli nûr, yâ nûron ba’da kulli nûr, yâ nûron fawqo kulli nûr, yâ nûron laysa kamitslihi nûr. (47)
Wahai Cahayanya cahaya, wahai Yang Menerangi cahaya, wahai Pencipta cahaya, wahai Yang Mengatur cahaya, wahai Yang Menentukan kadar cahaya, wahai Cahaya segala cahaya, wahai Cahaya sebelum semua cahaya, wahai Cahaya sesudah semua cahaya, wahai Cahaya diatas segala cahaya, wahai Cahaya yang tidak dapat diserupai cahaya.
yâ man ‘athô`uhû syarîfun, yâ man fi’luhû lathîfun, yâ man luthfuhû muqîmun, yâ man ihsânuhû qodîmun, yâ man qowluhû haqqun, yâ man wa’duhû shidqun, yâ man ‘afwuhû fadhlun, yâ man ‘adzâbuhû ‘adlun, yâ man dzikruhû hulwun, yâ man fadhluhû ‘amîmun. (48)
Wahai Yang pemberian-Nya Maha Mulia, wahai Yang pekerjaan-Nya Maha Lembut, wahai Yang kelembutan-Nya Maha Tetap, wahai Yang kebaikan-Nya Maha Terdahulu, wahai Yang firman-Nya adalah kebenaran, wahai Yang janji-Nya adalah benar, wahai Yang maaf-Nya adalah keutamaan, wahai Yang adzab-Nya adalah keadilan, wahai Yang mengingat-Nya terasa manis, wahai Yang keutamaan-Nya merata.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ musahhilu, yâ mufashshilu, yâ mubaddilu, yâ mudzallilu, yâ munazzilu, yâ munawwilu, yâ mufdhilu, yâ mujzilu, yâ mumhilu, yâ mujmilu. (49)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memudahkan, wahai Yang Menjelaskan, wahai Yang Menggantikan, wahai Yang Menghinakan, wahai Yang Menurunkan, wahai Yang Memberikan, wahai Yang Mengutamakan, wahai Yang Menghormati, wahai Yang Membebaskan, wahai Yang Mengindahkan.
yâ man yarô walâ yurô, yâ man yakhluqu walâ yukhlaq, yâ man yahdiy walâ yuhdâ, yâ man yuhyiy walâ yuhyâ, yâ man yas`alu walâ yus`alu, yâ man yuth’imu walâ yuth’amu, yâ man yujîru walâ yujâru ‘alayh, yâ man yaqdhiy walâ yuqdhô ‘alayh, yâ man yahkumu walâ yuhkamu ‘alayh, yâ man lam yalid wa lam yûlad wa lam yakul lahû kufuwan ahad. (50)
Wahai Yang Melihat dan tidak dilihat, wahai Yang Menciptakan dan tidak diciptakan, wahai Yang Memberi petunjuk dan tidak diberi petunjuk, wahai Yang Menghidupkan dan tidak dihidupkan, wahai Yang Menanyakan dan tidak ditanyakan, wahai Yang Memberi makan dan tidak diberi makan, wahai Yang Melindungi dan tidak dilindungi, wahai Yang Menetapkan dan tidak ditetapkan, wahai Yang Menghakimi dan tidak dihakimi, wahai Yang Tidak melahirkan dan tidak dilahirkan serta tak ada satupun setara bagi-Nya. 
yâ ni’mal hasîb, yâ ni’math thobîb, yâ ni’mar roqîb, yâ ni’mal qorîb, yâ ni’mal mujîb, yâ ni’mal habîb, yâ ni’mal kafîl, yâ ni’mal wakîl, yâ ni’mal mawlâ, yâ ni’man nashîr. (51)
Wahai Sebaik-baik Penghitung, wahai Sebaik-baik Penyembuh, wahai Sebaik-baik Pengawas, wahai Sebaik-baik Pendekat, wahai Sebaik-baik Penjawab, wahai Sebaik-baik Pecinta, wahai Sebaik-baik Penjamin, wahai Sebaik-baik Pewakil, wahai Sebaik-baik Pembela, wahai Sebaik-baik Penolong.
yâ surûrol ‘ârifîn, yâ munal muhibbîn, yâ anîsal murîdîn, yâ habîbat tawwâbîn, yâ rôziqol muqillîn, yâ rojâ`al mudznibîn, yâ qurrota ‘aynil ‘âbidîn, yâ munaffisal ‘anil makrûbîn, yâ mufarrija ‘anil maghmûmîn, yâ ilâhal awwalîna wal âkhirîn. (52)
Wahai Kebahagiaan para arifin, wahai Dambaan para pencinta, wahai Penghibur para pencari, wahai Kekasih orang-orang yang bertaubat, wahai Pemberi rizki orang-orang yang kekurangan, wahai Harapan para pendosa, wahai Penyejuk hati para pengabdi, wahai Yang Membahagiakan orang-orang yang sengsara, wahai Yang Menyenangkan orang-orang yang menderita, wahai Tuhan orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ robbanâ, yâ ilâhanâ, yâ sayyidanâ, yâ mawlânâ, yâ nâshironâ, yâ hâfizhonâ, yâ dalîlanâ, yâ mu’înanâ, yâ habîbanâ, yâ thobîbanâ. (53)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Rabb kami, wahai Tuhan kami, wahai Tuan kami, wahai Pemimpin kami, wahai Penolong kami, wahai Penjaga kami, wahai Penuntun kami, wahai Pembela kami, wahai Pencinta kami, wahai Penyembuh kami.
yâ robban nabiyyîna wal abrôri, yâ robbash shiddîqîna wal akhyâri, yâ robbal jannati wan nâri, yâ robbash shighôri wal kibâri, yâ robbal hubûbi wats tsimâri, yâ robbal anhâri wal asyjâri, yâ robbash shahâri wal qifâri, yâ robbal barôri wal bihâri, yâ robbal layli wan nahâri, yâ robbal a’lâni wal asrôri. (54)
Wahai Tuhan para nabi dan orang-orang yang berbakti, wahai Tuhan orang-orang yang benar dan orang-orang pilihan, wahai Tuhan (pengatur) surga dan neraka, wahai Tuhan orang-orang kecil dan orang-orang besar, wahai Tuhan (pengatur) biji-bijian dan buah-buahan, wahai Tuhan (pengatur) sungai-sungai dan pepohonan, wahai Tuhan (pengatur) padang pasir dan gurun, wahai Tuhan (pengatur) daratan dan lautan, wahai Tuhan (pengatur) siang dan malam, wahai Tuhan (pengatur) semua yang nampak dan yang tersembunyi.
yâ man nafadza fî kulli syay`in amruhu, yâ man lahiqo fî kulli syay`in ‘ilmuhu, yâ man balaghot ilâ kulli syay`in qudrotuhu, yâ man lâ tuhshil ‘ibâdu ni’amahu, yâ man lâ tablughul kholâ`iqu syukrohu, yâ man lâ tudrikul afhâmu jalâlahu, yâ man lâ tanâlul awhâmu kunhahu, yâ manil ‘azhomatu wal kibriyâ`u ridâ`uhu, yâ man lâ taruddul ‘ibâdu qodhô`ahu, yâ man lâ mulka illâ mulkuhu, yâ man lâ ‘athô`a illâ ‘athô`uhu. (55)
Wahai Yang perintah-Nya terlaksana didalam segala sesuatu, wahai Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, wahai Yang kekuasaan-Nya mencapai segala sesuatu, wahai Yang nikmat-Nya kepada semua hamba tidak dapat dihitung, wahai Yang rasa syukur-Nya tidak dapat dicapai oleh makhluk, wahai Yang kebesaran-Nya tidak dapat dijangkau pemahaman, wahai Yang inti terdalam-Nya tidak dapat dicapai oleh angan-angan, wahai Yang pakaian-Nya adalah keagungan dan kesombongan, wahai Yang ketetapan-Nya tidak dapat ditolak semua hamba, wahai Yang tidak ada kerajaan selain kerajaan-Nya, wahai Yang tak ada pemberian kecuali pemberian-Nya.
yâ man lahul matsalul a’lâ, yâ man lahush shifâtul ‘ulyâ, yâ man lahul âkhirotu wal ûlâ, yâ man lahul jannatul ma`wâ, yâ man lahul âyâtul kubrô, yâ man lahul asmâ`ul husnâ, yâ man lahul hukmu wal qodhô`, yâ man lahul hawâ`u wal fadhô`, yâ man lahul ‘arsyu wats tsarô, yâ man lahus samâwâtul ‘ulâ. (56)
Wahai Yang milik-Nyalah perumpamaan tertinggi, wahai Yang milik-Nyalah sifat Yang Luhur, wahai Yang milik-Nyalah akhirat dan dunia, wahai Yang milik-Nyalah surga tempat kembali, wahai Yang milik-Nyalah tanda-tanda yang besar, wahai Yang milik-Nyalah nama-nama yang baik, wahai Yang milik-Nyalah hukum dan ketentuan, wahai Yang milik-Nyalah keinginan dan ketentuan, wahai Yang milik-Nyalah Arsy dan tatasurya, wahai Yang milik-Nyalah langit-langit yang tinggi.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ‘afuwwu, yâ ghofûru, yâ shobûru, yâ syakûru, yâ ro`ûfu, yâ ‘athûfu, yâ mas`ûlu, yâ wadûdu, yâ subbûhu, yâ quddûsu. (57)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pemaaf, wahai Sang Pengampun, wahai Sang Penyabar, wahai Sang Pensyukur, wahai Sang Penyantun, wahai Sang Penghiba Hati, wahai Yang Selalu dimintai, wahai Yang Maha Kasih, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Maha Qudus.
yâ man fis samâ`i ‘azhomatihi, yâ man fil ardhi âyâtuhu, yâ man fî kulli syay`in dalâ`iluh, yâ man fil bihâri ‘ajâ`ibuhu, yâ man fil jibâli khozâ`inuhu, yâ man yabda`ul kholqo tsumma yu’îduhu, yâ man ilayhi yarji’ul amru kulluhu, yâ man azhharo fî kulli syay`in luthfahu, yâ man ahsana kullu syay`in kholqohu, yâ man tashorrofa fil kholâ`iqi qudrotuhu. (58)
Wahai Yang keagungan-Nya ada di langit, wahai Yang ayat-ayat-Nya ada di bumi, wahai Yang tuntunan-Nya ada didalam segala sesuatu, wahai Yang keajaiban-Nya ada di laut, wahai Yang khazanah-Nya ada di gunung-gunung, wahai Yang Memulai penciptaan lalu Mengulanginya, wahai Yang kepada-Nyalah kembalinya semua perkara, wahai Yang menampakkan kelembutan-Nya didalam segala sesuatu, wahai Yang Memperindah penciptaan segala sesuatu, wahai Yang kekuasaan-Nya meliputi semua makhluk.
habîba man lâ habîba lahu, yâ thobîba man lâ thobîba lahu, yâ mujîba man lâ mujîba lahu, yâ syafîqo man lâ syafîqo lahu, yâ rofîqo man lâ rofîqo lahu, yâ mughîtsa man lâ mughîtsa lahu, yâ dalîla man lâ dalîla lahu, yâ anîsa man lâ anîsa lahu, yâ rôhima man lâ rôhima lahu, yâ shôhiba man lâ shôhiba lahu. (59)
Wahai Kekasih bagi yang tak memiliki kekasih, wahai Penyembuh bagi yang tak memiliki penyembuh, wahai Penjawab doa bagi yang putus asa mengharap yang lain, wahai Kawan bagi yang tak memiliki kawan, wahai Teman sejati bagi yang tak memiliki teman, wahai Penolong bagi yang tak memiliki penolong, wahai Pemberi petunjuk bagi yang tak memiliki petunjuk, wahai Pemberi ketenteraman bagi yang tidak memiliki pemberi ketenteraman, wahai Pengasih bagi yang tak memiliki pengasih, wahai Sahabat bagi yang tak memiliki sahabat.
yâ kâfiya manistakfâhu, yâ hâdiya manistahdâhu, yâ kâli`a manistaklâhu, yâ rô`iya manistar’âhu, yâ syâfiya manistasyfâhu, yâ qôdhiya manistaqdhôhu, yâ mughniya manistaghnâhu, yâ mûfiya manistawfâhu, yâ muqowwiya manistaqwâhu, yâ waliyya manistawlâhu. (60)
Wahai Yang Mencukupi orang yang mengharap kecukupan, wahai Pembimbing orang yang mengharap bimbingan, wahai Pelindung orang yang mengharap perlindungan, wahai Pemelihara orang yang mengharap penjagaan, wahai Penyembuh orang yang mengharap kesembuhan, wahai Yang Memperkenankan orang yang memohon hajat, wahai Yang Memberi kekayaan pada orang yang mengharap kekayaan, wahai Yang Memenuhi janji orang yang dipenuhi janjinya, wahai Yang Memberi kekuatan orang mengharap kekuatan, wahai Kekasih orang yang mengharap kekasih.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ khôliqu, yâ rôziqu, yâ nâthiqu, yâ shôdiqu, yâ fâliqu, yâ fâriqu, yâ fâtiqu, yâ rôtiqu, yâ sâbiqu, yâ sâmiqu. (61)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pencipta, wahai Sang Pemberi rizki, wahai Sang Pembicara, wahai Yang Maha Benar, wahai Sang Pembelah (benih), wahai Sang Pemisah, wahai Sang Pemecah, wahai Sang Penyatu-padu, wahai Sang Pendahulu, wahai Sang Pengakhir.
yâ man yuqollibul layla wan nahâr, yâ man ja’alazh zhulumâti wal anwâr, yâ man kholaqozh zhilla wal harûr, yâ man sakhkhorosy syamsa wal qomar, yâ man qoddarol khoyro wasy syarro, yâ man kholaqol mawta wal hayâta, yâ man lahul kholqu wal amr, yâ man lam yattakhid shôhibatan walâ walada, yâ man laysa lahû syarîkun fil mulki, yâ man lam yakun lahû waliyyun minadz dzulli. (62)
Wahai Yang Membolak-balikkan malam dan siang, wahai Yang Menjadikan kegelapan dan cahaya, wahai Yang Menciptakan naungan dan angin panas, wahai Yang Mengedarkan matahari dan rembulan, wahai Yang Menentukan kebaikan dan keburukan, wahai Yang Menciptakan kematian dan kehidupan, wahai Yang bagi-Nyalah penciptaan dan semua urusan, wahai Yang tidak beristri dan (tidak pula) anak, wahai Yang tidak ada bagi-Nya sekutu didalam kerajaan-Nya, wahai Yang tidak ada bagi-Nya penolong karena kehinaan.
yâ man ya’lamu murôdal murîdîn, yâ man ya’lamu dhomîrosh shômitîn, yâ man yasma’u anînal wâhinîn, yâ man yarô bukâ`al khô`ifîn, yâ man yamliku hawâ`ijas sâ`ilîn, yâ man yaqbalu ‘udzrot tâ`ibîn, yâ man lâ yushlihû ‘amalal mufsidîn, yâ man lâ yudhî`u ajrol muhsinîn, yâ man lâ yab’udu ‘an qulûbil ‘ârifîn, yâ ajwadal ajwadîn. (63)
Wahai Yang Mengetahui tujuan para pencari, wahai Yang Mengetahui suara hati orang-orang yang diam, wahai Yang Mendengar rintihan orang-orang yang terbaring lemah, wahai Yang Memperhatikan ratap-tangis orang-orang yang ketakutan, wahai Yang Memiliki hajat kebutuhan para pemohon, wahai Yang Menerima alasan yang disampaikan orang-orang yang bertaubat, wahai Yang tak sudi berdamai dengan perbuatan para pengrusak, wahai Yang tidak mengabaikan imbalan untuk orang-orang yang berbuat baik, wahai Yang tidak menjauhkan Diri dari hati orang-orang yang arif, wahai Yang Paling Dermawan dari semua yang dermawan.
yâ dâ`imal baqô`i, yâ sâmi’ad du’â`i, yâ wâsi’al ‘athô`i, yâ ghôfirol khothô`i, yâ badî’as samâ`i, yâ hasanal balâ`i, yâ jamîlats tsanâ`i, yâ qodîmas sanâ`i, yâ katsîrol wafâ`i, yâ syarîfal jazâ`i. (64)
Wahai Yang Kekal keabadian-Nya, wahai Yang Maha Mendengar doa, wahai Yang Maha Luas pemberian-Nya, wahai Yang Maha Mengampuni kesalahan, wahai Yang Menciptakan langit, wahai Sebaik-baik Penguji, wahai Yang Maha Indah pujian-Nya, wahai Yang terdahulu keagungan-Nya, wahai Yang Memenuhi janji, wahai Yang Maha Mulia pembalasan-Nya.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ sattâru, yâ ghoffâru, yâ qohhâru, yâ jabbâru, yâ shobbâru, yâ bârru, yâ mukhtâru, yâ fattâhu, yâ naffâhu, yâ murtâhu. (65)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: wahai Yang Maha Menutupi, wahai Yang Maha Pengampun, wahai Yang Maha Menaklukkan, wahai Yang Maha Menundukkan, wahai Yang Maha Sabar, wahai Yang Maha Baik, wahai Yang Maha Menjadi pilihan, wahai Yang Membuka semua pintu, wahai Yang Maha Pemberi karunia, wahai Yang Maha Pemberi keindahan dan kebahagiaan.
yâ man kholaqonî wa sawwânî, yâ man rozaqonî wa robbânî, yâ man ath’amanî wa saqônî, yâ man qorrobanî wa adnânî, yâ man ‘ashomanî wa kafânî, yâ man hafizhonî wa kalânî, yâ man a’azzanî wa aghnânî, yâ man waffaqonî wa hadânî, yâ man ânasanî wa âwanî, yâ man amâtanî wa ahyânî. (66)
Wahai Yang Menciptakanku dan Menyempurnakanku, wahai Yang Memberi rizki dan membimbingku, wahai Yang Memakaniku dan Meminumiku, wahai Yang Mendekatiku dan Menghampiriku, wahai Yang Menjagaku dan Melindungiku, wahai Yang Memeliharaku dan Melindungiku, wahai Yang Memuliakanku dan Mencukupiku, wahai Yang Membimbingku dan Menunjukiku, wahai Yang Menghiburku dan Mengayomiku, wahai Yang Mematikanku dan Menghidupkanku.
yâ man yuhiqqul haqqo bikalimâtihi, yâ man yaqbalut tawbata ‘an ‘ibâdihi, yâ man yahûlu baynal mar`i wa qolbihi, yâ man lâ tanfa’usy syafâ’atu illâ bi-idznihi, yâ man huwa a’lamu biman dholla ‘an sabîlihi, yâ man lâ mu’aqqiba lihukmihi, yâ man lâ rôdda liqodhô`ihi, yâ maninqôda kullu syay`in li-amrihi, yâ manis samâwâtu mathwiyyâtun biyamînihi, yâ man yursilur riyâha busyron bayna yaday rohmatihi. (67)
Wahai Yang Mengokohkan kebenaran dengan firman-Nya, wahai Yang Menerima taubat hamba-hamba-Nya, wahai Yang Membatasi antara seseorang dengan hatinya, wahai Yang tidak berguna syafaat selain dengan izin-Nya, wahai Dialah Yang Paling Tahu terhadap orang yang tersesat di jalan-Nya, wahai Yang tidak ada yang dapat menghindari hukum-Nya, wahai Yang tidak ada yang dapat menolak ketentuan-Nya, wahai Yang Menundukkan segala sesuatu kepada perintah-Nya, wahai Yang langit menjadi berlapis-lapis dengan kekuasaan-Nya, wahai Yang Mengutus Angin sebagai pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya.
yâ man ja’alal ardho mihâdâ, yâ man ja’alal jibâla awtâdâ, yâ man ja’alasy syamsa sirôjâ, yâ man ja’alal qomaro nûrô, yâ man ja’alal layla libâsâ, yâ man ja’alan nahâro ma’âsyâ, yâ man ja’alan nawma subâtâ, yâ man ja’alas samâ`a binâ`â, yâ man ja’alal asy-yâ`a azwâjâ, yâ man ja’alan nâro mirshôdâ. (68)
Wahai Yang Menjadikan bumi sebagai hamparan, wahai Yang Menjadikan gunung-gunung sebagai tiang, wahai Yang Menjadikan matahari sebagai pelita, wahai Yang Menjadikan rembulan bercahaya, wahai Yang Menjadikan malam sebagai pakaian, wahai Yang Menjadikan siang sebagai mata pencaharian, wahai Yang Menjadikan tidur sebagai istirahat, wahai Yang Menjadikan langit sebagai bangunan, wahai Yang Menjadikan segala sesuatu berpasang-pasangan, wahai Yang Menjadikan neraka sebagai tempat pengawasan.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ samî’u, yâ syafî’u, yâ rofî’u, yâ manî’u, yâ sarî’u, yâ badî’u, yâ kabîru, yâ qodîru, yâ khobîru, yâ mujîru. (69)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Memberi syafaat, wahai Yang Maha Mengangkat, wahai Yang Maha Mencegah, wahai Yang Maha Cepat, wahai Yang Maha Memulai penciptaan, wahai Yang Maha Besar, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Maha Waspada, wahai Yang Maha Melindungi.
hayyan qobla kulli hayyin, yâ hayyan ba’da kulli hayyin, yâ hayyul ladzî laysa kamitslihi hayyun, yâ hayyul ladzî lâ yusyârikuhu hayyun, yâ hayyul ladzî lâ yahtâju ilâ hayyin, yâ hayyul ladzî yumîtu kulla hayyin, yâ hayyul ladzî yarzuqu kulla hayyin, yâ hayyan lam yaritsil hayâta min hayyin, yâ hayyul ladzî yuhyil mawtâ, yâ hayyu yâ qoyyûmu lâ ta`khudzuhû sinatun walâ nawm. (70)
Wahai Yang Hidup sebelum semua yang hidup, wahai Yang Hidup sesudah semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tak terserupai oleh semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tak tersekutukan oleh semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tak butuh pada semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang mematikan semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang memberi rizki semua yang hidup, wahai Yang Hidup yang tidak mewarisi kehidupan dari yang hidup, wahai Yang Hidup yang menghidupkan semua yang mati, wahai Yang Hidup wahai Yang Mengawasi yang tak pernah kantuk dan tak pernah tidur.
yâ man lahû dzikrun lâ yunsâ, yâ man lahû nûrun lâ yuthfâ, yâ man lahû ni’amun lâ tu’addu, yâ man lahû mulkun lâ yazûlu, yâ man lahû tsanâ`un lâ yuhshô, yâ man lahû jalâlun lâ yukayyafu, yâ man lahû kamâlun lâ yudroku, yâ man lahû qodhô`un lâ yuroddu, yâ man lahû shifâtun lâ tubaddalu, yâ man lahû nu’ûtun lâ tughoyyaru. (71)
Wahai Yang Milik-Nyalah sebutan tak terlupakan, wahai Yang milik-Nyalah cahaya tak terpadamkan, wahai Yang Milik-Nyalah nikmat tak terbilang, wahai Yang Milik-Nyalah kerajaan tak berkesudahan, wahai Yang Milik-Nyalah puji-pujian tak terhitung, wahai Yang Milik-Nyalah keagungan tak terputus, wahai Yang Milik-Nyalah kesempurnaan tak terjangkau, wahai Yang Milik-Nyalah ketentuan tak tertolak, wahai Yang Milik-Nyalah sifat-sifat tak tergantikan, wahai Yang Milik-Nyalah karakter tak pernah berubah.
yâ robbal ‘âlamîn, yâ mâlika yawmid dîn, yâ ghôyatath thôlibîn, yâ zhohrol lâjjîn, yâ mudrikal hâribîn, yâ man yuhibbush shôbirîn, yâ man yuhibbut tawwâbîn, yâ man yuhibbul mutathohhirîn, yâ man yuhibbul muhsinîn, yâ man huwa a’lamu bil muhtadîn. (72)
Wahai Tuhan semesta alam, wahai Sang Raja di hari pembalasan, wahai Tujuan para pencari, wahai Tumpuan para pencari perlindungan, wahai Yang Menghampiri orang-orang yang berlari (kepada-Nya), wahai Yang Mencintai orang-orang yang sabar, wahai Yang Mencintai orang-orang yang bertaubat, wahai Yang Mencintai orang-orang yang berbuat baik, wahai Dialah Yang paling Mengetahui tentang orang-orang yang diberi petunjuk.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ syafîqu, yâ rofîqu, yâ hafîzhu, yâ muhîthu, yâ muqîthu, yâ mughîtsu, yâ mu’izzu, yâ mudzillu, yâ mubdi`u, yâ mu’îdu. (73)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: wahai Sang Pelindung, wahai Sahabat sejati, wahai Sang Pemelihara, wahai Yang Maha Meliputi, wahai Yang Maha Memerahkan, wahai Yang Maha Membantu, wahai Yang Maha Mengokohkan, wahai Yang Maha Melemahkan, wahai Yang Maha Memulai, wahai Yang Maha Mengulangi.
yâ man huwa ahadun bilâ dhiddîn, yâ man huwa fardun bilâ niddîn, yâ man huwa shomadun bilâ ‘aybin, yâ man huwa witrun bilâ kayfin, yâ man huwa qôdhin bilâ hayfin, yâ man huwa robbun bilâ wazîrin, yâ man huwa ‘azîzun bilâ dzullin, yâ man huwa ghoniyyun bilâ faqrin, yâ man huwa malikun bilâ ‘azlin, yâ man huwa mawshûfun bilâ syabîhin. (74)
Wahai Dialah Yang Maha Esa tanpa tandingan, wahai Dialah Yang Maha Tunggal tanpa saingan, wahai Dialah Tempat berlindung tanpa aib, wahai Dialah Yang Maha Sendiri tanpa perubahan, wahai Dialah Yang Maha Menghakimi tanpa aniaya, wahai Dialah Yang Maha Mengatur tanpa pembantu, wahai Dialah Yang Maha Mulia tanpa kehinaan, wahai Dialah Yang Maha Kaya tanpa kemiskinan, wahai Dialah Yang Maha Raja tanpa pergantian, wahai Dia Yang Disifati tanpa penyerupaan.
yâ man dzikruhû syarofun lidz dzâkirîn, yâ man syukruhû fawzun lisy syâkirin, yâ man hamduhû ‘izzun lil hâmidîn, yâ man thô’atuhû najâtun lil muthî`în, yâ man bâbuhû maftûhun lith thôlibîn, yâ man sabîluhû wâdhihun lil munîbîn, yâ man âyâtuhû burhânun lin nâdhirîn, yâ man kitâbuhû tadzkirotun lil muttaqîn, yâ man rizquhû ‘umûmun lith thô`i’îna wal ‘âshîn, yâ man rohmatuhû qorîbun minal muhsinîn. (75)
Wahai Yang dzikir-Nya sebagai pemuliaan bagi orang-orang yang berdzikir, wahai Yang syukur-Nya sebagai keberuntungan bagi orang-orang yang bersyukur, wahai Yang segala pujian-Nya sebagai kemuliaan bagi para pemuji, wahai Yang taat-Nya sebagai keselamatan bagi orang-orang yang taat, wahai Yang pintu-Nya terbuka untuk para pencari, wahai Yang jalan-Nya menjadi terang untuk orang-orang yang kembali, wahai Yang tanda-tanda-Nya sebagai penjelasan bagi para pemerhati, wahai Yang kitab-Nya sebagai pelajaran untuk orang-orang yang bertakwa, wahai Yang rizki-Nya berlaku umum untuk orang-orang yang taat dan orang-orang yang durhaka, wahai Yang rahmat-Nya dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
yâ man tabârokasmuhu, yâ man ta’âlâ jadduhu, yâ man lâ ilâha ghoyruhu, yâ man jalla tsanâ`uhu, yâ man taqoddasat asmâ`uhu, yâ man yadûmu baqô`uhu, yâ manil ‘azhomatu bahâ`uhu, yâ manil kibriyâ`u ridâ`uhu, yâ man lâ tukhshô âlâ`uhu, yâ man lâ tu’addu na’mâ`uhu. (76)
Wahai Yang nama-Nya memberkati, wahai Yang Maha Tinggi keagungan-Nya, wahai Yang tidak ada Tuhan selain Dia, wahai Yang Maha Agung pujian-Nya, wahai Yang dikuduskan nama-Nya, wahai Yang kekal keabadian-Nya, wahai Yang keagungan adalah keelokan-Nya, wahai Yang kesombongan adalah pakaian-Nya, wahai Yang karunia-Nya tak terhitung, wahai Yang nikmat-nikmat-Nya tak terbilang.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mu’înu, yâ amînu, yâ mubînu, yâ matînu, yâ makînu, yâ rosyîdu, yâ hamîdu, yâ majîdu, yâ syadîdu, yâ syahîdu. (77)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Menolong, wahai Yang Maha Terpercaya, wahai Yang Maha Terang, wahai Yang Maha Perkasa, wahai Yang Maha Kokoh, wahai Yang Maha Membimbing, wahai Yang Maha Terpuji, wahai Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha Keras, wahai Yang Maha Menyaksikan.
yâ dzal ‘arsyil majîd, yâ dzal qoulis sadîd, yâ dzal fi’lir rosyîd, yâ dzal bathsyisy syadîd, yâ dzal wa’di wal wa’îd, yâ man huwal waliyyul hamîd, yâ man huwa fa’’âlul limâ yurîd, yâ man huwa qorîbun ghoyro ba’îd, yâ man huwa ‘alâ kulli syay`in syahîd, yâ man huwa laysa bizhollâmin lil ‘abîd. (78)
Wahai Sang Pemilik Arsy yang mulia, wahai Sang Pemilik firman yang benar, wahai Sang Pemilik perbuatan yang lurus, wahai Sang Pemilik siksa yang keras, wahai Sang Pemilik janji kebahagiaan dan ancaman, wahai Dialah Sang Kekasih Yang Terpuji, wahai Dialah Yang Melakukan apasaja yang Dia kehendaki, wahai Dialah Yang Maha Dekat bukan yang jauh, wahai Dialah Yang Maha Menyaksikan terhadap segala sesuatu, wahai Dialah Yang tidak menganiaya terhadap hamba-hamba-Nya.
yâ man lâ syarîka lahû walâ wazîr, yâ man lâ syabîha lahû walâ nazhîr, yâ khôliqosy syamsi wal qomaril munîr, yâ mughniyal bâ`isil faqîr, yâ rôziqoth thiflish shoghîr, yâ rôhimasy syaykhil kabîr, yâ jâbirol ‘azhmil kasîr, yâ ‘ishmatal khô`ifil mustajîr, yâ man huwa bi’ibâdihi khobîrun bashîr, yâ man huwa ‘alâ kulli syay`in qodîr. (79)
Wahai Yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak pula penasehat, wahai Yang tidak ada perbandingan bagi-Nya dan tidak pula persamaan, wahai Pencipta matahari dan rembulan yang menerangi, wahai Yang Mencukupi orang-orang yang susah lagi miskin, wahai Yang Mengaruniai anak-anak kecil, wahai Yang Menyayangi orang tua, wahai Yang Membetulkan tulang patah dan pecah, wahai Penjaga orang-orang yang takut dan minta perlindungan, wahai Dialah Yang Maha Waspada dan Melihat terhadap hamba-hamba-Nya, wahai Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
yâ dzal jûdi wan ni’am, yâ dzal fadhli wal karom, yâ khôliqol lawhi wal qolam, yâ bâri`adz dzarri wan nasam, yâ dzal ba`si wan niqom, yâ mulhimal ‘arobi wal ‘ajam, yâ kâsyifadh dhurri wal alam, yâ ‘âlimas sirri wal himam, yâ robbal bayti wal harom, yâ man kholaqol asy-yâ`a minal ‘adam. (80)
Wahai Pemilik karunia dan kenikmatan, wahai Pemilik keutamaan dan kemuliaan, wahai Pencipta papan dan pena, wahai Yang Mengadakan atom-atom dan jiwa-jiwa manusia, wahai Sang Pemberi kekuatan dan pembalasan, wahai Yang Mengilhami bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya, wahai Yang Melenyapkan kesusahan dan kepedihan, wahai Yang Mengetahui rahasia dan keinginan, wahai Tuhan (pemelihara) rumah suci, wahai Yang Menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ fâ’ilu, yâ jâ’ilu, yâ qôbilu, yâ kâmilu, yâ fâshilu, yâ wâshilu, yâ ‘âdilu, yâ ghôlibu, yâ thôlibu, yâ wâhibu. (81)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Membuat, wahai Yang Menjadikan, wahai Yang Mengabulkan, wahai Yang Maha Penyempurna, wahai Yang Maha Penjelas, wahai Yang Maha Menyambung, wahai Yang Maha Adil, wahai Yang Maha Mengalahkan, wahai Yang Maha Mencari, wahai Yang Maha Memberi.
yâ man an’ama bi-thowlihi, yâ man akroma bi-jûdihi, yâ man jâda bi-luthfihi, yâ man ta’azzaza bi-qudrotihi, yâ man qoddaro bi-hikmatihi, yâ man hakama bi-tadbîrihi, yâ man dabbaro bi-‘ilmihi, yâ man tajâwaza bi-hilmihi, yâ man danâ fî ‘uluwwihi, yâ man ‘alâ fî dunuwwihi. (82)
Wahai Yang Memberi nikmat dengan karunia-Nya, wahai Yang Mulia dengan kedermawanan-Nya,wahai Yang Dermawan dengan kelembutan-Nya, wahai Yang Perkasa dengan kekuasaan-Nya, wahai Yang Menentukan dengan kebijaksanaan-Nya, wahai Yang Menghukumi dengan aturan-Nya, wahai Yang Mengatur dengan ilmu-Nya, wahai Yang Mengampuni dengan kesabaran-Nya, waha Yang Dekat dalam keluhuran-Nya, wahai Yang Luhur dalam kedekatan-Nya.
yâ man yakhluqu mâ yasyâ`, yâ man yaf’alu mâ yasyâ`, yâ man yahdî man yasyâ`, yâ man yudhillu man yasyâ`, yâ man yu’adzdzibu man yasyâ`, yâ man yaghfiru liman yasyâ`, yâ man yu’izzu man yasyâ`, yâ man yudzillu man yasyâ`, yâ man yushowwiru fil arhâmi mâ yasyâ`, yâ man yakhtashshû birohmatihi man yasyâ`. (83)
Wahai Yang Menciptakan apapun yang Dia inginkan, wahai Yang Berbuat apapun yang Dia inginkan, wahai Yang Memberi petunjuk kepada siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Menyesatkan siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Mengadzab siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Mengampuni siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Mengokohkan siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Melemahkan siapapun yang Dia inginkan, wahai Yang Membentuk dalam rahim-rahim apapun yang Dia inginkan, wahai Yang Mengkhususkan rahmat-Nya kepada siapa pun yang Dia inginkan.
yâ man lam yattakhidz shôhibatan walâ waladan, yâ man ja’ala likulli syay`in qodron, yâ man lâ yusyriku fî hukmihi ahadan, yâ man ja’alal malâ`ikata rusulan, yâ man ja’ala fis samâ`i burûjan, yâ man ja’alal ardho qorôron, yâ man kholaqo minal mâ`i basyaron, yâ man ja’ala likulli syay`in amadan, yâ man ahâtho bikulli syay`in ‘ilman, yâ man ahshô kulla syay`in ‘adadan. (84)
Wahai Yang tidak beristri dan tidak pula beranak, wahai Yang Menjadikan segala sesuatu mempunyai kadar ukuran, wahai Yang tidak bersekutu dengan sesuatu pun dalam keputusan-Nya, wahai Yang Menjadikan utusan-utusan dari bangsa malaikat, wahai Yang Menjadikan galaksi-galaksi di langit, wahai Yang Menjadikan bumi sebagai tempat tinggal, wahai Yang Menciptakan manusia dari air, wahai Yang Menjadikan segala sesuatu mempunyai masa, wahai Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, wahai Yang Menghitung segala sesuatu dengan perhitungan yang cermat.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ awwalu, yâ âkhiru, yâ dhôhiru, yâ bâthinu, yâ barru, yâ haqqu, yâ fardu, yâ witru, yâ shomadu, yâ sarmadu. (85)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Awal, wahai Yang Maha Akhir, wahai Yang Maha Zhahir, wahai Yang Maha Bathin, wahai Yang Maha Baik, wahai Yang Maha Sejati, wahai Yang Maha Sendiri, wahai Yang Maha Ganjil, wahai Tempat bergantung, wahai Yang Maha Langgeng.
yâ khoyro ma’rûfin ‘urifa, yâ afdhola ma’bûdin ‘ubida, yâ ajalla masykûrin syukiro, yâ a’azza madzkûrin dzukiro, yâ a’lâ mahmûdin humida, yâ aqdama mawjûdin thuliba, yâ arfa’a mawshûfin wushifa, yâ akbaro maqshûdin qushida, yâ akroma mas`ûlin su`ila, yâ asyrofa mahbûbin ‘ulima. (86)
Wahai Sebaik-baik Yang Dikenal dari yang pernah dikenal, wahai Seutama-utama Yang Disembah dari yang pernah disembah, wahai Seagung-agung Yang Disyukuri dari yang pernah disyukuri, wahai Seperkasa-perkasa Yang Diingat dari yang pernah diingat, wahai Setinggi-tinggi Yang Dipuji dari yang pernah dipuji, wahai Yang Ada Terdahulu dari yang pernah dicari, wahai Setinggi-tinggi Yang Disifati dari yang pernah disifati, wahai Sebesar-besar Yang Dimaksud dari yang pernah dimaksud, wahai Semulia-mulia yang Dimintai dari yang pernah dimintai, wahai Semulia-mulia Yang Dicintai dari yang pernah diketahui.
habîbal bâkîn, yâ sayyidal mutawakkilîn, yâ hâdiyal mudhillîn, yâ waliyyal mu`minîn, yâ anîsadz dzâkirîn, yâ mafza’al malhûfîn, yâ munjiyash shôdiqîn, yâ aqdarol qôdirîn, yâ a’lamal ‘âlimîn, yâ ilâhal kholqi ajma’în. (87)
Wahai Kekasih bagi orang-orang yang meratap-menangis, wahai Tuan dari orang-orang yang bertawakkal, wahai Yang Memberi petunjuk orang-orang yang tersesat, wahai Pemimpin orang-orang yang terpercaya, wahai Teman bagi orang-orang yang berdzikir, wahai Tempat berlari bagi orang-orang yang berduka, wahai Yang Menyelamatkan orang-orang yang jujur-benar, wahai Yang Paling Berkuasa diantara yang berkuasa, wahai Yang Paling Mengetahui diantara yang mengetahui, wahai Tuhan dari semua makhluk ciptaan.
yâ man ‘alâ faqohar, yâ man malaka faqodar, yâ man bathona fakhobar, yâ man ‘ubida fasyakar, yâ man ‘ushiya faghofar, yâ man lâ tahwîhil fikar, yâ man lâ yudrikuhû bashor, yâ man lâ yakhfâ ‘alayhi atsar, yâ rôziqol basyar, yâ muqoddiro kulli qodar. (88)
Wahai Yang Meninggikan lalu Menundukkan, wahai Yang Merajai lalu Menguasai, wahai Yang Menyembunyikan lalu Mengungkapkan, wahai Yang Disembah lalu Bersyukur, wahai Yang Didurhakai lalu Mengampuni, wahai Yang tidak dapat dihimpun oleh pikiran, wahai Yang tidak dapat dicapai oleh mata (kepala), wahai Yang tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya, wahai Yang Memberi rizki umat manusia, wahai Yang Menentukan segala ketentuan takdir.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ hâfizhu, yâ bâri`u, yâ dzâri`u, yâ bâdzikhu, yâ fâriju, yâ fâtihu, yâ kâsyifu, yâ dhôminu, yâ âmiru, yâ nâhî. (89)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memelihara, wahai Yang Mencipta, wahai Yang Menabur, wahai Yang (berhak) Angkuh, wahai Yang Membahagiakan, wahai Yang Membuka, wahai Yang Menyingkapkan, wahai Yang Menjamin, wahai Yang Memerintah, wahai Yang Melarang.
yâ man lâ ya’lamul ghoyba illâ huwa, yâ man lâ yashrifus sû`a illâ huwa, yâ man lâ yakhluqul kholqo illâ huwa, yâ man lâ yaghfirudz dzanba illâ huwa, yâ man lâ yutimmun ni’mata illâ huwa, yâ man lâ yuqollibul qulûba illâ huwa, yâ man lâ yudabbirol amro illâ huwa, yâ man lâ yunazzilul ghoytsa illâ huwa, yâ man lâ yabsuthur rizqo illâ huwa, yâ man lâ yuhyil mawta illâ huwa. (90)
Wahai Yang Tak Dapat mengetahui keghaiban selain Dia, wahai Yang Tak Dapat merubah keburukan selain Dia, wahai Yang Tak Dapat menciptakan makhluk selain Dia, wahai Yang Tak Dapat mengampuni dosa selain Dia, wahai Yang Tak Dapat menyempurnakan nikmat selain Dia, wahai Yang Tak Dapat membolak-balikkan hati selain Dia, wahai Yang Tak Dapat mengatur urusan selain Dia, wahai Yang Tak Dapat menurunkan pertolongan selain Dia, wahai Yang Tak Dapat memberi rizki selain Dia, wahai Yang Tak Dapat menghidupkan yang mati selain Dia.
yâ mu’înadh dhu’afâ`, yâ shôhibal ghurobâ`, yâ nâshirol awliyâ`, yâ qôhirol a’dâ`, yâ rôfi’as samâ`, yâ anîsal ashfiyâ`, yâ habîbal atqiyâ`, yâ kanzal fuqorô`, yâ ilâhal aghniyâ`, yâ akromal kuromâ`. (91)
Wahai Penolong orang-orang yang lemah, wahai Sahabat orang-orang yang terasing, wahai Penolong para kekasih-Nya, wahai Yang Menundukan musuh-musuh-Nya, wahai Yang Meninggikan langit, wahai Penghibur orang-orang yang terpilih, wahai Kekasih orang-orang yang bertakwa, wahai Simpanan orang-orang yang fakir, wahai Tuhan orang-orang kaya, wahai Yang Maha Dermawan dari semua yang dermawan.
yâ kâfiyan min kulli syay`in, yâ qô`iman ‘alâ kulli syay`in, yâ man lâ yusybihuhu syay`un, yâ man lâ yazîdu fî mulkihi syay`un, yâ man lâ yakhfâ ‘alayhi syay`un, yâ man lâ yanqushû min khozâ`inihi syay`un, yâ man laysa kamitslihi syay`un, yâ man lâ ya’zubu ‘an ‘ilmihi syay`un, yâ man huwa khobîrun bikulli syay`in, yâ man wasi’at rohmatuhû kulla syay`in. (92)
Wahai Yang Serba Cukup dari segala sesuatu, wahai Yang Berkuasa atas segala sesuatu, wahai Yang segala sesuatu tidak ada yang membandingi-Nya, wahai Yang segala sesuatu tidak menambah kerajaan-Nya, wahai Yang segala sesuatu tidak ada yang bersembunyi dari-Nya, wahai Yang segala sesuatu tidak mengurangi khazanah-Nya, wahai Yang tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya, wahai Yang tidak ada sesuatu pun luput dari pengetahuan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu, wahai Yang rahmat-Nya mencakup segala sesuatu.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mukrimu, yâ muth’imu, yâ mun’imu, yâ mu’thî, yâ mughnî, yâ muqnî, yâ mufnî, yâ muhyî, yâ murdhî, yâ munjî. (93)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memuliakan, wahai Yang Memberi makan, wahai Yang Memberi nikmat, wahai Yang Menganugerahi, wahai Yang Memberi kekayaan, wahai Yang Memberi kesempatan, wahai Yang Memusnahkan, wahai Yang Menghidupkan, wahai Yang Meridhai, wahai Yang Menyelamatkan.
yâ awwala kulli syay`in wa âkhirohu, yâ ilâha kulli syay`in wa malîkahu, yâ robba kulli syay`in wa shôni’ahu, yâ bâri`a kulli syay`in wa khôliqohu, yâ qôbidho kulli syay`in wa bâsithohu, yâ mubdi`a kulli syay`in wa mu’îdahu, yâ munsyi`a kulli syay`in wa muqoddirohu, yâ mukawwina kulli syay`in wa muhawwilahu, yâ muhyiya kulli syay`in wa mumîtahu, yâ khôliqo kulli syay`in wa wâritsahu. (94)
Wahai Awal segala sesuatu dan Akhirnya, wahai Tuhan segala sesuatu dan Rajanya, wahai Yang Memelihara segala sesuatu dan Pembuatnya, wahai Yang Membaharui segala sesuatu dan Penciptanya, wahai Yang Menyempitkan segala sesuatu dan Yang Meluaskannya, wahai Yang Memulai segala sesuatu dan Yang Mengulanginya, wahai Yang Menghendaki segala sesuatu dan Yang Menentukannya, wahai Yang Membentuk segala sesuatu dan Yang Merubahnya, wahai Yang Menghidupkan segala sesuatu dan Yang Mematikannya, wahai Yang Mencipta segala sesuatu dan Yang Mewarisinya.
yâ khoyro dzâkirin wa madzkûrin, yâ khoyro syâkirin wa masykûrin, yâ khoyro hâmidin wa mahmûdin, yâ khoyro syâhidin wa masyhûdin, yâ khoyro dâ`in wa mad’uwwin, yâ khoyro mujîbin wa mujâbin, yâ khoyro mû`nisin wa anîsin, yâ khoyro shôhibin wa jalîsin, yâ khoyro maqshûdin wa mathlûbin, yâ khoyro habîbin wa mahbûbin. (95)
Wahai Sebaik-baik Yang Mengingat dan Yang Diingat, Wahai Sebaik-baik Yang Mensyukuri dan Yang Disyukuri, Wahai Sebaik-baik Yang Memuji dan Yang Dipuji, Wahai Sebaik-baik Yang Menyaksikan dan Yang Disaksikan, Wahai Sebaik-baik Penyeru dan Yang Diseru, Wahai Sebaik-baik Yang Menjawab dan Yang Dijawab, Wahai Sebaik-baik Yang Menentramkan dan Yang Tentram, Wahai Sebaik-baik Sahabat dan Teman duduk, Wahai Sebaik-baik Yang Dituju dan Yang Dicari, Wahai Sebaik-baik Pecinta dan Yang Dicinta.
yâ man huwa liman da’âhû mujîbun, yâ man huwa liman athô’ahû habîbun, yâ man huwa ilâ man ahabbahû qorîbun, yâ man huwa bimanistahfazhohû roqîbun, yâ man huwa biman rojâhû karîmun, yâ man huwa biman ‘ashôhû halîmun, yâ man huwa fî ‘azhomatihi rohîmun, yâ man huwa fî hikmatihi ‘azhîmun, yâ man huwa fî ihsânihi qodîmun, yâ man huwa biman arôdahû ‘alîmun. (96)
Wahai Dialah Yang Menjawab orang yang berdoa kepada-Nya, wahai Kekasih orang yang taat kepada-Nya, wahai Yang dekat dengan orang yang mencintai-Nya, wahai Yang Mengawasi terhadap orang yang meminta penjagaan-Nya, wahai Yang Dermawan terhadap orang yang mengharap pada-Nya, wahai Yang (tetap) Penyantun terhadap orang yang bermaksiat kepada-Nya, wahai Yang Penyayang dalam keagungan-Nya, wahai Yang Maha agung dalam kebijaksanaan-Nya, wahai Yang Terdahulu dalam Kebaikan-Nya, wahai Yang Mengetahui orang yang menghendaki-Nya.
allôhumma innî as`aluka bismika: yâ musabbibu, yâ muroghghibu, yâ muqollibu, yâ mu’aqqibu, yâ murottibu, yâ mukhowwifu, yâ muhadzdziru, yâ mudzakkiru, yâ musakhkhiru, yâ mughoyyiru. (97)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Mengadakan sebab, wahai Yang Menciptakan keinginan, wahai Yang Membolak-balikkan, wahai Yang Memberi akibat, wahai Yang Menertibkan, wahai Yang Memberi ketakutan, wahai Yang Memperingatkan, wahai Yang Mengingatkan, wahai Yang Menundukkan, wahai Yang Merubah.
yâ man ‘ilmuhû sâbiqun, yâ man wa’duhû shôdiqun, yâ man luthfuhû zhôhirun, yâ man amruhû ghôlibun, yâ man kitâbuhû muhkamun, yâ man qodhô`uhû kâ`inun, yâ man qur`ânuhû majîdun, yâ man mulkuhû qodîmun, yâ man fadhluhû ‘amîmun, yâ man ‘arsyuhû ‘azhîmun. (98)
Wahai Yang ilmu-Nya terdahulu, wahai Yang janji-Nya benar, wahai Yang kelembutan-Nya Nampak, wahai Yang perintah-Nya sukses terlaksana, wahai Yang kitab-Nya pasti, wahai Yang ketetapan-Nya tak bisa dihindari, wahai Yang Qur’an-Nya mulia, wahai Yang kekuasaan-Nya terdahulu, wahai Yang karunia-Nya merata, wahai Yang Arsy-Nya agung.
yâ man lâ yasyghaluhû sam’un ‘an sam’in, yâ man lâ yamna’uhû fi’lun ‘an fi’lin, yâ man lâ yulhîhi qowlun ‘an qowlin, yâ man lâ yughollithuhû su`âlun ‘an su`âlin, yâ man lâ yahjubuhû syay`un ‘an syay`in, yâ man lâ yubrimuhû ilhâhul mulihhîn, yâ man huwa ghôyatu murôdil murîdîn, yâ man huwa muntahâ himamil ‘ârifîn, yâ man huwa muntahâ tholabith thôlibîn, yâ man lâ yakhfâ ‘alayhi dzarrotun fil ‘âlamîn. (99)
Wahai Yang pendengaran demi pendengaran tidak menyibukkan-Nya, wahai Yang perbuatan demi perbuatan tidak mencegah-Nya, wahai Yang perkataan demi perkataan tidak diremehkan-Nya, wahai Yang permohonan demi permohonan tidak ditolak-Nya, wahai Yang sesuatu demi sesuatu tidak ada yang menutupi-Nya, wahai Yang Tidak Terusik oleh penentang orang-orang yang menentang, wahai Dialah Puncak Tujuan orang-orang yang berkehendak, wahai Dialah Puncak Keinginan orang-orang yang arif, wahai Dialah Puncak Harapan para pencari, wahai Dialah Yang tak tersembunyi dari-Nya sebesar atom pun di alam semesta.
halîman lâ ya’jalu, yâ jawâdan lâ yabkholu, yâ shôdiqon lâ yukhlifu, yâ wahhâban lâ yamallu, yâ qôhiron lâ yaghlibu, yâ ‘azhîman lâ yûshofu, yâ ‘adlan lâ yahîfu, yâ ghoniyyan lâ yaftaqiru, yâ kabîron lâ yashghuru, yâ hâfizhon lâ yaghfulu. (100)
Wahai Yang Sabar dan tidak pernah tergesa-tergesa, wahai Yang Dermawan dan tidak pernah bakhil, wahai Yang Benar tidak pernah menyalahi janji-Nya, wahai Yang Banyak Memberi dan tidak pernah menyesali, wahai Yang Maha Perkasa dan tak pernah dikalahkan, wahai Yang Agung dan tak tersifati, wahai Yang Adil dan tidak pernah menzalimi, wahai Yang Maha Kaya dan tidak pernah membutuhkan, wahai Yang Maha Besar dan tidak pernah terhina, wahai Yang Maha Menjaga dan tidak pernah lupa.
subhânaka yâ lâ ilâha illâ ant, al-ghowts al-ghowts, khollishnâ minan nâri yâ robbi.
Maha Suci Engkau Yang tidak ada Tuhan selain Engkau, tolonglah... tolonglah..., bebaskan kami dari api neraka, Wahai Tuhanku.
subhânaka yâ lâ ilâha illâ antal ghowtsal ghowtsa, sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, khollishnâ minan nâri yâ robbi. (Maha Suci Engkau Yang tidak ada Tuhan selain Engkau, tolonglah... tolonglah..., curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, bebaskan kami dari api neraka, wahai Tuhanku).